8 Hari Berturut Tanpa Kasus Baru, Begini Cara Vietnam Atasi Corona

Jakarta, law-justice.co - Vietnam menjadi salah satu negara yang menonjol dalam hal penanganan wabah virus corona baru (Covid-19). Lantaran berhasil menekan angka kasusnya di bawah 300 orang.

Hingga hari ini, Jumat (24/4), data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, Vietnam berhasil menahan laju penyebaran virus corona baru di angka 268 kasus tanpa kematian.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

Vietnam terakhir kali melaporkan terjadinya peningkatan kasus baru pada Rabu (15/4). Di mana terdapat 2 kasus baru pada saat itu. Namun, hingga Kamis (23/4), Vietnam melaporkan nol kasus baru selama delapan hari berturut-turut.

Lantas, apa yang membuat Vietnam bisa mempertahankan nol kasus baru dengan tanpa kematian?

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebuah lembaga think tank, Our World Data, salah satu faktornya adalah pengujian secara massif terhadap kasus-kasus yang telah dikonfirmasi.

Vietnam melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada 23 Januari atau ketika pemerintah China mengunci Kota Wuhan. Kasus pertama di Vietnam itu diderita oleh seorang laki-laki berumur 66 tahun dan anaknya yang berumur 28 tahun, yang mana keduanya telah melakukan perjalanan dari Wuhan pada 13 Januari 2020.

Baca juga : Kemenkes Sebut Harga Vaksin Covid-19 Mandiri Tak Ditentukan Pemerintah

Saat itu, pihak berwenang di Vietnam melakukan tes Covid-19 secara massif kepada semua orang yang pernah melakukan kontak dengan kasus pertama.

Pada 11 April, 400 tes di Vietnam dilakukan untuk setiap kasus yang dikonfirmasi. Angka tersebut jauh dari negara-negara lainnya, termasuk Taiwan dan Rusia yang melakukan tes pada sekitar 100 orang untuk setiap kasus yang dikonfirmasi.

Amerika Serikat, Inggris, dan Ekuador bahkan memiliki angka yang jauh lebih kecil, yaitu melakukan tes di bawah 5 untuk setiap kasus yang dikonfirmasi. Bahkan per 23 April, Vietnam telah meningkatkan pengujiannya.

Di mana ia melakukan 706 tes untuk setiap kasus yang dikonfirmasi. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri hanya melakukan tes pada 6,5 orang untuk setiap kasus yang dikonfirmasi. Setidaknya lebih tinggi sedikit dari yang dilakukan oleh AS. (Rmol)