Selamatkan Krakatau Steel, Jokowi Akan Terbang ke Korsel

Jakarta, law-justice.co - Posco, perusahaan baja asal Korea Selatan akan berinvestasi kembali kepada PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Rencana ini terjadi pada saat KRAS dalam proses restrukturisasi bisnis dari persoalan keuangan yang sedang berdarah-darah selama bertahun-tahun.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

Melansir dari CNBC Indonesia, Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim mengungkapkan Presiden Jokowi akan turun langsung ke Korea Selatan sebelum 2019 berakhir.

"Setelah proses restrukturisasi Krakatau Steel selesai, InsyaAllah, bulan November ini ada rencana Pak Jokowi ke Korea. Kita akan menandatangani investasi 10 juta ton dengan Posco di Cilegon," kata Silmy di Jakarta, Rabu (4/9/2019)

Baca juga : Heru Budi Sebut Penonaktifan NIK Lindungi Warga dari Kriminalitas

Silmy memang tak menjelaskan lebih lanjut soal rencana investasi Posco ini apakah perluasan atau kelanjutan dari rencana investasi Posco sebelumnya. Sebelumnya KRAS dan Posco sudah menjalin kerja sama.

Keduanya berkolaborasi membentuk usaha patungan bernama PT Krakatau Posco. Perusahaan patungan ini membangun pabrik baja baru di sekitar komplek industri KRAS di Cilegon, Banten. Pada laman perusahaan, disebutkan konstruksi pembangunan dimulai pada tahun 2011 dan selesai dalam waktu 36 bulan dengan teknologi Blast Furnace pertama di Indonesia.

Baca juga : Soal Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

Produksi komersial telah dimulai pada awal 2014, siap melayani pasar baja Indonesia dan menjadi perusahaan baja handal dan paling kompetitif di pasar baja regional. Pabrik ini memproduksi slab baja, pelat baja, pengecoran dan pengolahan baja, produk slab dan lainnya.

Selain persoalan Posco, Silmy mengatakan saat ini perseroan fokus pada proses restrukturisasi keuangan dan organisasi di KRAS. Ia berjanji proses restrukturisasi tetap berjalan dengan baik, sehingga KRAS bisa keluar dari persoalan keuangan yang pelik.

Selain itu, proyek-proyek mangkrak di KRAS akan segera bereskan. Selain itu, persoalan in-efisiensi, hingga masalah dengan laporan BPK dan BPKP tahapannya akan tetap dijalani oleh perseroan.

"Masa Krakatau Steel ceritanya jelek terus. Restrukturisasi dan sebagainya dijalankan dengan baik," tegas Silmy.