Tanah Papua Butuh Kehidupan, Bukan Pembangunan

Jakarta, law-justice.co - Gubernur Papua, Lukas Enembe memberikan pernyataan terkait kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat serta pemicu utama kericuhan ini.

Tanggapan tersebut diucapkan dalam acara Mata Najwa pada Rabu malam (21/8/2019). Menurutnya, masalah terkait mahasiswa Papua di Surabaya tak boleh disepelekan. Dengan menyepelekan kasus asrama tersebut maka dianggap sebabagai upaya menyepelekan masyarakat Papua.

Baca juga : Ogah Oposisi, PKS Harap Didatangi Prabowo & Diajak Gabung Koalisi

Berikut tanggapan Lukas Enembe terkait kerusuhan di tanah Papua seperti yang dilansir IDN Times:

1. Desak aparat usut kasus ini

Baca juga : Analisis BMKG, Ini Penyebab Terjadinya Gempa di Garut Jawa Barat

Menurut Enembe, ia mengkhawatirkan aksi massa di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat bisa meningkat ke level yang mencemaskan.

”Kami khawatir eskalasi aksi massa. Apabila orang Papua direndahkan, kami tidak terima. Sekarang ya bagaimana penyelesaiannya. Mereka yang berlaku belum ditangkap, tak boleh ini masalah soal Papua disepelekan,” ujar Enembe.

Baca juga : Gempa 6,5 M Terasa Hingga Jakarta, Asal Sumber Garut

2. Bendera Merah-Putih tidak pernah diturunkan di asrama tersebut

Lebih lanjut, Lukas Enembe juga memaparkan terkait isu penurunan bendera di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Surabaya. Menurutnya, laporan yang diterima olehnya menyebutkan bahwa tak ada itu isu penurunan bendera apalagi sampai dibuang ke selokan.

”Kita coba komunikasi laporan yang terjadi kepada mahasiswa, dan bendera (Merah-Putih) tidak pernah diturunkan. Itu bukan perbuatan mahasiswa Papua tapi tindakan orang lain,” ujarnya.

3. Gubernur Papua beri respons keras

Menutup ucapannya, Lukas Enembe juga menyebutkan sebuah respons keras terkait isu Papua. Baginya, perbaikan di Papua tak harus melulu soal infrastruktur dan pembangunan.

”Orang Papua itu butuh kehidupan, bukan pembangunan!” tegas Enembe.