Cerita Kemarahan Jokowi Meledak di Depan Sri Mulyani

Jakarta, law-justice.co - Permasalahan defisit transaksi berjalan (CAD) lantaran kinerja ekspor yang loyo membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dan marah atas kinerja menterinya.

Jokowi bahkan sampai tak habis pikir, karena hingga saat ini belum ada langkah terobosan yang konkret untuk mengatasi masalah ekspor dan investasi. Padahal, sudah berkali-kali masalah ini di bawa pada rapat pimpinan tertinggi.

Baca juga : Resmi, Pemerintah Perpanjang Izin Tambang Vale hingga Tahun 2045

Berdasarkan catatan kepala negara, masalah ini sudah di bahas hingga 6 kali dalam rapat terbatas bersama para menteri Kabinet Kerja. Namun, Jokowi justru untuk kesekian kalinya menagih janji terobosan yang dimaksud.

"Tolong digarisbawahi," tegas Jokowi dengan nada tinggi, saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Baca juga : Izin Tambang Freeport Bakal Diperpanjang Pemerintah Hingga Tahun 2061

Jokowi kemudian meyinggung persoalan izin investasi yang hingga saat ini dianggap belum cukup nendang. Padahal, sudah berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah perizinan.

Rapat terbatas kali ini sendiri dihadiri oleh para menteri Kabinet Kerja yang bertugas menjaga kondisi perekonomian nasional. Mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Baca juga : Diungkap di Sidang: SYL Bayar Biduan Rp50-100 Juta Pakai Uang Kementan

Sebagaimana yang dilansir dari CNBC, berikut penjelasan lengkap Jokowi saat memimpin rapat terbatas :

Kembali lagi urusan investasi, ekspor, perpajakan, hari ini kita rataskan lagi. Ini adalah ratas yang ke 6. Tolong digarisbawahi. Ini adalah ratas yang ke 6 yang terkait keinginan saya sejak awal untuk terobosan kebijakan di bidang investasi, di bidang ekspor, dan di bidang perpajakan.

Saya kira saya juga sudah berkali-kali menyampaikan, ekspor, investasi adalah kunci utama kita dalam menyelesaikan neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan. Sehingga, saya harapkan, terakhir. Saya minta supaya kebijakan yang terkait dengan investasi dan ekspor itu betul-betul konkret, betul-betul dieksekusi. Benar-benar kita mendengar dari kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para pelaku.

Misalnya, kebijakan investasi, urusan perizinan, tak ada tendangannya apa-apa menurut saya sampai saat ini. Investasi juga tidak.