Cara Mudah Mengatur Keuangan Bagi Pengacara Pemula

law-justice.co - Tidak sedikit anak anak muda lulusan sarjana hukum yang ingin menjadi pengacara. Mereka memimpikan menjadi pengacara handal yang dicari banyak orang untuk membela kasus atau masalahnya.

Pengacara yang bisa tampil seperti ini biasanya bukan hanya karena memiliki ketrampilan dibidang hukum saja tetapi juga mempunyai keahlian untuk mengelola keuangannya. 

Baca juga : Menteri Keuangan Sri Mulyani Akui Bea Cukai Kadang Ganggu Kenyamanan

Mereka yang kini sukses menjadi pengacara mempunyai harta berlimpah dengan asset aset berharga yang banyak jumlahnya, bermula dari cara pengelolaan keuangannya.

Tapi banyak juga pengacara yang mempunyai pemasukan besar tapi karena tidak pandai mengelola keuangannya, sehingga tidak memiliki aset untuk disimpan.

Baca juga : Ucapan Rocky Gerung Diputus PN Jaksel Tak Hina Jokowi

Seorang pengacara, selama menjalani profesinya tidak lepas dari berbagai masalah. Misalnya, terbelit kasus rumit, anggaran klien yang minim, staf pekerja yang keluar masuk,  cakupan kasus yang sangat sempit, belum lagi jika harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Selain itu, untuk menjadi seorang pengacara biasanya Anda  akan kesulitan untuk berkembang tanpa adanya hubungan kerja sama dengan firma lainnya. Jadi, bagaimana caranya agar anda  para pengacara muda tetap cermat mengatur keuangan meski belum lama berkarier? Berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:

Baca juga : Usai Ramai Keluhan Netizen, Ini 3 Instruksi Sri Mulyani ke Bea Cukai

1.Bayarlah Hutang Sesegera Mungkin

Dalam merintis karier sebagai seorang pengacara, Anda harus mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa menunjang pekerjaan. Contohnya, sewa gedung, gaji untuk karyawan, biaya transportasi, serta pengurusan kasus-kasus hukum.

Apabila Anda meminjam uang kepada bank atau lembaga instansi keuangan, bayarlah hutang itu  sesegera mungkin setelah Anda mendapat keuntungan. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai berinvestasi.

Jagalah sebisa mungkin supaya kredit Anda tidak macet atau bermasalah. Jangan sampai reputasi firma Anda justru tercemar karena kesalahan ini. Karena tidak etis jika  firma Anda harus menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan dengan keuangan tapi di saat yang sama memiliki kredit macet.

2.Menabung dan berinvestasi

Dibandingkan rata-rata jenis pekerjaan lainnya, jika Anda sudah berhasil menjadi seorang pengacara, penghasilan Anda akan berada lebih di atas pekerja eksekutif lainnya.

Namun, sebisa mungkin jangan hamburkan uang untuk barang-barang mewah terlebih dahulu, melainkan terus menabung dan berinvestasi untuk masa depan tentunya.

Lihatlah sosok seperti Hotman Paris, meskipun karier kepengacaraannya sangat sukses seperti sekarang ini, ia terus berinvestasi di properti sebagai sumber pendapatannya yang lain.

3.Melengkapi Penampilan Diri sebagai Pengacara

Bila Anda berpikir hal ini kurang penting dan boros, tentu tidak tepat! Karena pekerjaan sebagai seorang pengacara mengharuskan Anda untuk terlihat berwibawa dan berkelas. Jadi, sempatkanlah untuk membeli jas, jam tangan, dan sepatu baru dengan kualitas serta merek terkenal untuk menjadi modal penampilan sebagai pengacara.

Selain untuk menunjang penampilan, Anda juga harus memperlengkapi kantor firma  dengan banyak buku, seperti KUHP, undang-undang dasar, dan berbagai macam jenis buku hukum Indonesia, seperti hukum agraria, hukum dagang, hukum hak cipta dan intelektual.  Buku-buku tersebut suatu saat pasti akan dibutuhkan untuk membantu menyelesaikan kasus tertentu.

4.Siapkanlah dana pensiun dan simpanan darurat

Mumpung masih muda, sisihkanlah pendapatan yang diperoleh  untuk mengumpulkan dana pensiun dan simpanan darutat. Bayangkan, jika Anda dapat menabung Rp1 juta per bulannya sejak usia 25 tahun.  Saat berumur 65 tahun, Anda akan mendapatkan  uang sekitar Rp2,4 milyar (dengan asumsi return 6%). Jangan lupa juga untuk menyiapkan simpanan dana darurat apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak terduga

 

 5.Bangun relasi sebanyak-banyaknya dan terus belajar

Jika sudah memiliki kantor firma sendiri, bukan berarti Anda bisa mengerjakan kasus-kasus hukum sendirian. Justru jika Anda malas membangun hubungan kerjasama dengan kantor firma hukum lainnya, bisa jadi Anda akan jarang mendapatkan kasus.

 

Selain itu, setiap kasus-kasus hukum memiliki pendekatan dan teknik penyelesaian yang berbeda-beda. Maka, jadikanlah itu sebagai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengalaman, supaya bila di kemudian hari ada kasus yang mirip,  sudah tahu cara menyelesaikannya dengan cepat dan efisien.