Syahganda Nainggolan,

Cuma 3 Tokoh yang Bisa Kawal Kebangkitan Islam: Anies, HRS, dan Gatot

Jakarta, law-justice.co - Ketua Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan menyatakan bahwa gelombang kebangkitan Islam di Indonesia tidak dapat dihindari ke depan.

Kata dia, semangat Bangsa Indonesia untuk berubah ke arah kehidupan yang lebih islami dan memberikan ruh kehidupan pada negara kebangsaan kita terlihat kasat mata dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : KPK Masukkan Eks Kadis PUPR Papua ke Lapas Sukamiskin

Menurut dia, hal ini tidak terlepas dari besarnya lapisan "middle class" Islam yang menunjukkan kenyamanan dalam identitas sosial mereka.

Dia menambahkan, bahwa gelombang kebangkitan Islam itu, sejauh ini, hanya memiliki tiga tokoh utama yang mampu mengawal kebangkitan itu.

Baca juga : Bahlil : Realisasi Investasi Kuartal I-2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Mereka adalah Anies Baswedan, Habib Rizieq Shihab dan Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo. Hal itu dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Kebangsaan Umat Islam" yang berlangsung kemarin malam, 27/1 di Hotel Pangeran, Padang, Sumatera Barat.

Gatot, dalam pandangan Syahganda, selama berkuasa di lingkungan militer kerap memberikan penghormatan dan dukungan kepada ulama, serta kemajuan Islam.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

Syahganda berargumentasi, bahwa sejak Bung Karno membuat essai "Islamisme, Marxisme dan Nasionalisme" pada era kolonial dulu, sekarang hanya Islam menjadi satu-satunya ajaran kehidupan yang sesuai Pancasila, yang masih relevan di Indonesia.

Marxisme-Leninisme telah gagal karena selalu bertentangan dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sedangkan Nasionalisme telah gagal karena spiritnya hilang bersama hilangnya ingatan atas era kolonialisme. Sedangkan Islam selalu hadir mengetengahkan semangat keadilan, yang menjadi kerinduan mayoritas rakyat miskin kita.

Dalam kesempatan itu Syahganda menghimbau para ulama dan ormas-ormas Islam mampu melihat gelombang perubahan yang ada dan menjahit kebersamaan untuk mengawal arah perubahan ke depan.