Relawan Vaksin Covid-19 Dibatasi 1.620 Orang, Ternyata Ini Alasannya

Jum'at, 07/08/2020 10:12 WIB
ilustrasi vaksin covid-19 (tirto)

ilustrasi vaksin covid-19 (tirto)

Jakarta, law-justice.co - Tim peneliti vaksin sinovac virus corona (COVID-19) Fakultas Universitas Padjadjaran (FK Unpad) dan PT Bio Farma membeberkan alasan kenapa hanya membutuhkan 1.620 orang relawan untuk menjalani uji coba klinis vaksin tahap ketiga.

Ketua Riset Vaksin virus corona (COVID-19) FK Unpad, Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, ribuan relawan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana vaksin tersebut efektif dalam bekerja.

"Kenapa butuh banyak begitu, karena kita harus tahu sekarang dalam waktu dekat efikasinya yang dapat vaksin sama yang gak dapat vaksin itu mana yang lebih efektif," ujarnya seperti melansir idntimes.com, Jumat 7 Agustus 2020.

Kata dia, dengan ribuan relawan ini, dengan memilih ribuan relawan ini sebagai upaya perbandingan antara yang mendapatkan penyakit dan tidak mendapatkan penyakit agar bisa diketahui perbandingan waktunya. Untuk penelitian pun memerlukan waktu yang tidak sebentar.

"Sehingga penelitian itu cukup lama, jadi selama tujuh bulan untuk melihat dampak daripada vaksin itu," ucapnya.

Selain itu kata dia, dipilihnya 1.620 orang relawan untuk uji vaksin juga sudah berdasarkan pertimbangan dari Bio Garma.

Menurut dia, Bio Farma memiliki perhitungan sendiri dan hal tersebut sudah, berdasarkan perimbangan yang matang.

"Jadi yang ngitung 1.620 itu ahli statistik, bukan saya. Jadi dari Bio Farma itu punya ahli statistik, dia sudah kompromi untuk vaksin ini dengan uji klinik yang lalu. Kayak di Cina kan fase 1 fase 2 sudah di sana ya, itu di atas 90 persen efikasinya. Pasnya itu 96 persen sama 97 persen, ada dua," tuturnya.

Dia menambahkan, untuk menyamai uji klinis vaksin sinovac dari beberapa negara lain, maka pertimbangan serupa harus diterapkan juga di Indonesia.

Lebih lanjut, Kusnandi mengakui bahwa uji vaksin dengan jumlah relawan sebanyak ini merupakan hal baru dari beberapa uji vaksin yang sebelumnya sempat dikerjakan.

"Untuk mencapai itu, minimal itu memang jumlah sampelnya 1.620. Nah itu sudah dihitung oleh ahli statistik, jadi kita gak ngitung lagi. Kita menerima yang sudah dihitung oleh ahli statistik ya. Bangladesh, India, Turki, Cile, Brasil juga uji klinis. Jadi kayak di Brasil aja 8.000, kita 1.620, tapi kita biasanya ini baru yang pertama kali untuk Unpad sampai 1.620," jelasnya.

 

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar