Ketika Ahok Singgung Ada Menteri Ketangkap Gara-gara Sembako

Jakarta, law-justice.co - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menyoroti menteri yang tertangkap karena kasus sembako. Ahok menilai, hal itu seharusnya tidak terjadi jika memanfaatkan teknologi.

Founder Jangkau ini mulanya bercerita, teknologi mesti dimanfaatkan sebaik mungkin agar memberikan dampak sosial yang besar. Kemudian, ia bercerita selama ini subsidi tidak tepat sasaran karena subsidi ditujukan pada barang.

Baca juga : Usai Dihujat Netizen, Menkeu Minta Ditjen Bea Cukai Berbenah

"Kita tahu sendiri selama ini subsidi kita dengan barang boleh dikatakan sering tidak tepat sasaran, karena saya orang politik," kata Ahok dalam teleconference, Senin (21/12/2020).

Dia juga mencontohkan, saat mengirim barang ke Papua subsidi akan hilang karena harga barang begitu mahal. Menurutnya, dengan teknologi di mana semua orang memiliki rekening bank masalah itu bisa teratasi.

Baca juga : Saksi : Dirjen Kementan Patungan Rp 500 Juta Belikan Anak SYL Mobil

Dia mengatakan, yang terpenting dalam teknologi ini ialah masalah data. Data ini, menurut Ahok, merupakan sesuatu yang mahal.

Ahok pun berharap, aplikasi Jangkau yang ia kembangkan menjadi basis data yang baik untuk seluruh pemerintah daerah dan kementerian.

Baca juga : Bekas Anak Buah: Kementan Keluarkan Rp3 Juta/Hari untuk Makan SYL

"Saya mengharapkan Jangkau ini menjadi sebuah dashboard data yang baik untuk seluruh pemerintah daerah dan kementerian," ujarnya.

Ahok juga berharap, tidak ada lagi menteri tertangkap karena masalah sembako. Menurut Ahok, dengan teknologi dan anggaran yang ada semua bisa transparan.

"Jadi saya harap tidak terjadi lagi gara-gara sembako menteri ketangkep gitu loh, ini kan kasihan banget gitu kan. Kenapa tidak dengan data yang ada, uang yang ada, ini semua dengan teknologi, ini semua transparan kalau dengan teknologi, ini yang saya harapkan," ujar Ahok.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini berharap, perkembangan teknologi bisa membantu masyarakat dan membantu pemerintah lebih bijak dalam mengambil kebijakan. Ahok juga berharap, keberadaan teknologi bisa mengurangi orang-orang yang mencuri.

"Saya berharap sekali dengan teknologi pasti makin pintar karena artificial intelligence segala macam. Kita bisa menjangkau seluruh masyarakat Indonesia dan membuat pemerintah lebih bijak membuat kebijakan dan mengurangi yang berani nyolong-nyolong karena subsidi bisa ke orang ke depan bukan ke barang lagi, itu harapan saya," kata Ahok.

Ia juga berharap teknologi bisa membantu orang-orang miskin. Sejalan dengan itu, ia juga berharap teknologi bisa membantu pemerintah agar memiliki bank data.

"Saya berharap sekali makin ke depan kita akan makin perkembangan teknologi kita manfaatkan untuk membantu yang miskin dan membutuhkan pertolongan. Dan kita juga membantu pemerintah memiliki bank data yang sesungguhnya dalam membuat kebijakan," terang Ahok.

Ahok sendiri merupakan pendiri Jangkau. Jangkau merupakan aplikasi sosial yang menghubungkan antara donatur dan penerima sumbangan.

Ia pun mencontohkan, lewat Jangkau bisa terlihat permintaan akan orang yang membutuhkan bantuan kursi roda. Dengan demikian, pemerintah bisa menanggapinya lewat anggaran.

"Misal kaya DKI, dari Jangkau banyak orang butuh kursi roda, dia bisa minta APBD anggarkan kursi lebih banyak dan lebih tepat sasaran," jelas Ahok.