Tak Mau Membantah, Luhut Akui Peningkatan Impor Pangan Masih Terjadi

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa impor pangan di Indonesia masih meningkat. Dia juga menyinggung soal ancaman krisis pangan yang siap melanda dunia.

Dia mengaku sudah memikirkan potensi krisis pangan sejak peringatan terkait ancaman krisis pangan dunia akibat pandemi COVID-19 dikeluarkan oleh Organisasi PBB untuk pangan dan pertanian dunia (FAO) pada Maret 2020.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

"Saya berpikir sudah saatnya kita harus membenahi ketahanan pangan nasional kita. Dan meskipun indeks ketahanan pangan nasional Indonesia naik, nyatanya tidak selaras dengan ketahanan pangan mandiri kita karena masih adanya peningkatan jumlah impor bahan pangan setiap tahunnya," ujarnya melalui akun media sosial miliknya, Jumat (30/10/20).

Luhut juga mengulas kunjungannya bersama kementerian/lembaga terkait tiga hari yang lalu, yang mendampingi Presiden Jokowi ke salah satu kawasan Food Estate selain di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di Desa Siria-ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Baca juga : Akibat Krisis Makanan, Warga Gaza Disebut-sebut Terpaksa Makan Rumput

"Pemilihan lokasi Kawasan Food Estate di sana, saya pastikan tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lainnya," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa pemilihan lokasi sudah melalui serangkaian kajian lingkungan dan proses peralihan fungsi kawasan hutan. Kemenkomarves sudah mengkaji bersama seluruh kementerian terkait dengan melibatkan akademisi dari berbagai Universitas dan Institut ternama di bidang Pertanian.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

"Setelah berkeliling di lahan Kawasan Food Estate, Presiden mengajak kami membagikan puluhan ribu sertifikat tanah kepada masyarakat adat di Stadion Simangaronsang, Kecamatan Doloksanggul," kenangnya.

Ia menyaksikan langsung sertifikat yang dibagikan termasuk di antaranya adalah 87 sertifikat untuk bidang lahan yang berada di kawasan Food Estate di Humbang Hasudutan agar keberadaan lahan produktif tetap terjaga baik. Melihat semangat dan optimisme dari para petani, ia merasa terharu karena kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya selalu ditunjukkan oleh masyarakat Toba.

"Hari ini kita mungkin belum merasa resah karena bahan pangan masih tersedia, namun krisis pangan global sudah mengintai dari jauh. Oleh karena itu, kita tidak boleh tinggal diam, terobosan dan langkah harus terus diupayakan demi mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi di masa mendatang," katanya.

"Sehingga kelak ketika pandemi ini usai, Indonesia akan mencapai cita-cita besar nya yaitu Ketahanan Pangan Nasional secara mandiri lewat swasembada pangan secara keseluruhan serta merajai ekspor bahan pangan di seluruh dunia," lanjutnya.