Gerakan KAMI dan Gatot Ditolak, MPR: Mungkin Ada yang Tidak Benar

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid ikut mengomentari aksi penolakan dan pembubaran deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dan presidiumnya Gatot Nurmantyo di Surabaya, Jawa Timur. Menurutnya, apa yang disampaikan Gatot bisa saja benar, namun bisa juga salah sehingga ditolak warga.

“Ya, itu fakta di lapangan, bahwa mungkin apa yang disampaikan Pak Gatot itu benar, tapi tidak semuanya benar,” kata Jazilul, Selasa (29/9/2020).

Baca juga : Respons Gatot Nurmantyo Disebut Terlibat Demo Besar di MK 19 April

Lebih lanjut dia mengatakan, hal serupa juga terjadi dengan gerakan KAMI. Menurutnya, ada yang menilai gerakan KAMI benar, namun ada juga yang menilai sebaliknya.

Sehingga kata Politikus PKB itu, KAMI tidak bisa memaksa semua warga untuk menerimanya.

Baca juga : Deretan Jenderal Bintang 4 TNI yang Bersinar di Era Presiden Jokowi

“KAMI kan gerakan moral, mungkin saja ada yang benar tapi tidak semua akan menerima,” lanjutnya.

Dia lantas meminta kepada KAMI dan Gatot agar tidak bisa merasa bahwa hanya mereka yang benar.

“Intinya, jangan sampai benar sendiri lah. Kalau dalam satu negara sendiri kan tidak boleh benar sendiri, ingin menyelamatkan sendiri,” tuturnya

Baca juga : Gatot Nurmantyo: TNI-Polri Dimana Kau Saat Negara Akan Tercabik-cabik!

Namun, ia meyakini bahwa semua orang pasti ingin menyelematkan bangsa Indonesia. Akan tetapi, KAMI juga tidak boleh menafikkan adanya penolakan warga terhadap gerakan yang mereka bangun.

“Siapa yang ingin bangsa ini terjerumus kan tidak ada? Kalau misalnya ada penolakan ya itulah demokrasi,” imbuhnya.

Sebaliknya, ia meminta masyarakat bergotong royong dan bangkit bersama di tengah situasi krisis Covid-19 dengan tidak mengedepankan ego sektoral.

“Masyarakat kan ini juga tahu hari-hari sulit seperti ini menghendaki keakraban, kesalinggotongroyongan antar semua elemen bangsa,”

“Kalau kritis itu dianggap memecah belah pasti masyarakat juga akan nolak,” ujarnya.

Dia berharap agar seluruh elemen masyarakat bersikap dewasa dalam menghadapi situasi krisis dan tidak saling menyalahkan satu sama lain.

“Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran lah bagi kita semua. Agar kita bersikap dewasa dalam membangun bangsa ini,” tandasnya.