Heboh, Gara-gara Hal Ini, Bupati di NTT Marahi Polisi

TTU, NTT, law-justice.co - Langkah polisi memeriksa warga yang ingin masuk lokasi pameran membuat Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur ( NTT) Raymundus Sau Fernandez marah. Pasalnya hal itu menyebabkan kemacetan di jalan masuk ke lokasi pameran.

Hal itu diketahui daris ebuah video yang sudah viral di media sosial. "Betul, itu kejadian kemarin saat saya ingin masuk mengikuti upacara pembukaan pameran pembangunan di Lapangan Oemanu," katanya seperti dilansir dari kompas.com.

Baca juga : Hakiim MK Sentil Ketua KPU Izin Keluar Sidang Sengketa Pileg

Raymundus mengaku dirinya marah karena perlakuan polisi saat memeriksa warga yang masuk ke Lapangan Oemanu. "Suasananya mencekam sekali dan membuat orang-orang yang datang ke pameran itu ketakutan," ungkap Raymundus.

"Itu diawali oleh Wakapolres yang menggunakan mobil patroli, keliling semua stand di pameran dan gunakan pengeras suara mengeluarkan semua warga yang ada di dalam arena pameran,"sambung Raymundus.

Baca juga : PTUN Minta PDIP Perbaiki Petitum, Sidang Dilanjut 16 Mei

Selanjutnya, kata Raymundus, saat dirinya mau masuk ke kantor bupati, anggota polisi yang berjaga membuat macet di depan kantor bupati dan menimbulkan kerumunan banyak orang. Setelah dirinya marah, para polisi mulai kooperatif dan suasana kembali normal lagi.

Menurut Raymundus, pihaknya tetap membuka pameran pembangunan di wilayah itu, dengan penerapan protokol Covid-19 yang ketat. Setiap pengunjung pameran yang masuk, wajib mengenakan masker, mencuci tangan dan diperiksa petugas medis yang berjaga di pintu masuk. Menurut Raymundus, dirinya ingin mengajak semua komponen masyarakat TTU, untuk samakan persepsi soal penerapan new normal.

Baca juga : Kasus Mayat dalam Koper di Bekasi, Pelaku Sempat Setubuhi Korban

"Penerapan new normal itu, kalau tidak dilakukan dan hanya sebatas imbauan, maka itu tidak akan membumi. Karena itu Pemda melalui pameran pembangunan ini sekaligus mau menunjukan ke masyarakat TTU bahwa ini lho penerapan new normal seperti ini," kata Raymundus.

"Jadi kalau kita omong new normal tapi tidak melakukan kegiatan apapun, maka masyarakat tidak akan tahu, seperti apa penerapan new normal itu," ujar Raymundus lagi.