Eks Jubir Gus Dur: Kita Punya Presiden Benar Jika 1 USD Sudah Rp10.000

Jakarta, law-justice.co - Banyak kalangan yang menilai bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak konsisten. Khususnya saat mantan walikota Solo itu mengatakan bahwa penanganan virus corona menjadi yang utama.

Pernyataan ini seolah berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.

Baca juga : Ogah Oposisi, PKS Harap Didatangi Prabowo & Diajak Gabung Koalisi

Di mana saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengejawantahkan pernyataan Jokowi lewat penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), para menteri justru ramai mengkritik.

Tokoh nasional DR. Rizal Ramli bahkan bertanya-tanya, sebenarnya Jokowi adalah seorang presiden atau bukan.

Baca juga : Analisis BMKG, Ini Penyebab Terjadinya Gempa di Garut Jawa Barat

“Kok menteri-menterinya bisa menggergaji arahannya?” tanya Rizal Ramli dalam akun Twitter pribadi beberapa waktu lalu.

Kicauan ini pun mendapat tanggapan dari Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi. Dia tidak berkomentar banyak, hanya memberi indikator cara menilai kehadiran presiden yang baik.

Baca juga : Gempa 6,5 M Terasa Hingga Jakarta, Asal Sumber Garut

Salah satunya dengan membuka kembali catatan janji Jokowi di pilpres, baik 2014 maupun 2019. Saat itu, Jokowi berjanji akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Jadi bagi para pencatat janji kampanye pilpres indikator kepresidenan itu sederhana saja. Jika 1 dolar AS sudah = Rp 10.000 artinya kita sudah punya presiden yang baik dan benar,” terangnya.

Namun kenyataannya, kini nilai 1 dolar AS hampir menembus Rp 15 ribu.