Rizal Ramli Bongkar Akibat Jika Pemerintah Tak Dengar Tuntutan KAMI

Jakarta, law-justice.co - Saat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) secara resmi dideklarasi, terdapat 8 tuntutan yang disampaikan kepada pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Ekonom Senior Rizal Ramli lantas mengingatkan Jokowi agar mendengarkan tuntutan KAMI tersebut.

Hal itu disampaikan Rizal Ramli seperti dikutip dari channel YouTube tvOneNews pada Jumat (21/8/2020).

Baca juga : Respons Jokowi, IDI Ungkap 3 Sebab Mayoritas Dokter Ada di Jawa

"Artinya apabila tuntutan ini tidak didengarkan, saran-saran ini tidak didengerin, tentu formatnya akan mengalami perubahan," katanya.

Menurut Rizal Ramli, tuntutan yang disampaikan KAMI sudah sangat jelas karena disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Dia juga mengatakan, tuntutan KAMI tersebut mencakup semuanya untuk kepentingan rakyat, sehingga harus dialkukan oleh pemerintah.

Baca juga : Pembentukan Presidential Club, PDIP: Basa-basi Gimik Politik Prabowo

"Saya kira sih sampai titik ini gerakan moral dan intelektual dari bahasanya saja kan cukup komprehensif tuntutan-tuntutannya. Tapi cuma buat rakyat barangkali masih susah bahasa itu, berbeda dengan Tritura dan sebagainya," jelas Rizal Ramli.

Lebih lanjut Rizal Ramli menjelaskan bahwa yang terpenting saat ini KAMI menuntut segala hal yang dianggap sebagai suatu kesalahan.
Jika belum didengar ia mengatakan akan merubah tuntutan menjadi sesuatu yang lebih dipahami rakyat.

Baca juga : Singgung Sebaran Dokter Tak Merata, Jokowi: 59 Persen di Pulau Jawa

"Cuma sampai titik ini disepakati bahwa disepakati bahwa ya formatnya gerakan yang meminta pemerintah untuk melakukan dan memperbaiki kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang ada," lanjutnya.

Namun, dia mengaku formatnya bisa saja berubah untuk waktu selanjutnya.

"Ya bahwa dikemudian formatnya bisa berubah supaya lebih komunikatif sama rakyat, itu sih besar kemungkinan pemerintah yang menentukan," kata dia.

Bahkan, Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman ini memberikan peringatan pada pemerintah jika tuntutan mereka tidak didengar.

"Apa akhirnya kalau mereka dengar tentu mereka akan lebih baik, lebih diterima kalau mereka ndableg tutup mata tutup telinga tidak aneh nanti bisa terjadi sesuatu," tutupnya.