Sri Mulyani: Indonesia Belum Masuk Jurang Resesi

Jakarta, law-justice.co - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada pertumbuhan ekonomi negatif secara kuartalan belum membuat Indonesia masuk ke jurang resesi. Secara hitungan tahunan atau year on year (yoy), Indonesia tidak berada dalam resesi.

Saat ini, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berusaha keras mencegah resesi. Pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II diharapkan tidak berlanjut di kuartal selanjutnya.

Baca juga : Usai Dihujat Netizen, Menkeu Minta Ditjen Bea Cukai Berbenah

"Sebetulnya kalau yoy belum (resesi), kita belum resesi, bukan dihitung per kuartal, resesi itu jika yoy dua kuartal berturut-turut negatif," ujarnya, dikutip dari Wartaekonomi.co.id, Kamis (6/8/2020).

Sri menuturkan pemerintah berkomitmen mencegah resesi dengan menggenjot ekonomi agar kuartal III bisa tumbuh positif. Ia berharap dunia usaha dan stakeholder sama-sama bisa pulihkan ekonomi.

Baca juga : Menteri Keuangan Sri Mulyani Akui Bea Cukai Kadang Ganggu Kenyamanan

Selain itu, Sri mengakui pertumbuhan negatif pada kuartal II lebih besar dari proyeksi semula yakni 5,1 persen. Komponen yang turun tajam termasuk diantaranya sektor perdagangan, pariwisata, dan transportasi yang terjadi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan secara masif.

Industri manufaktur, kata Sri, masih dalam variasi dimana industri makanan dan farmasi mengalami kenaikan dan beberapa mengalami penurunan. Segmen tekstil, furniture, dan alas kaki mengalami penurunan seiring dengan menurunnya mobilitas masyarakat.

"Kita lihat variasi sektor dan industri yang tumbuh berbeda," katanya.

Baca juga : Usai Ramai Keluhan Netizen, Ini 3 Instruksi Sri Mulyani ke Bea Cukai