Sempat Apresiasi, Ngabalin Minta KAMI Jangan Jadi Barisan Sakit Hati!

Jakarta, law-justice.co - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin akhirnya buka suara soal kemunculan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Dia berharap, gerakan yang digagas sejumlah tokoh nasional itu tidak hanya sekadar jadi barisan sakit hati.

Baca juga : Projo Jagokan Ridwan Kamil dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Sebelumnya, dia sempat mengapresiasi setinggi-tingginya atas terbentuknya gerakan tersebut, lantaran diperkuat oleh sejumlah tokoh besar nasional.

Namu kemudian dia mengaku kecewa, sebab ada diksi oligarki yang disematkan dalam organisasi tersebut, yang menyiratkan satiran untuk pemerintah.

Baca juga : Projo Sebut 3 Parpol Ajukan Calon Antitesis RK di Pilkada DKI 2024

“Saya awalnya, tetap berikan apresiasi, punya prasangka baik ya, saya positif thinking. Tapi, ketika mereka memasukkan diksi oligarki, dan diksi dinasti, maka saya mau bilang jangan jadikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu jadi barisan sakit hati,” ujarnya seperti melansir rmol.id, Selasa 4 Agustus 2020.

Dia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki permasalahan dengan kemunculan sejumlah organisasi baru di Indonesia.

Baca juga : Golkar : Ridwan Kamil Maju Pilgub DKI Jakarta 2024

Pasalnya kata dia, hal tersebut merupakan bagian dari budaya Demokrasi.

Meski begitu kata dia, organisasi tersebut harus memiliki andil menyelesaikan masalah negara di tengah situasi krisis pandemik Covid-19 ini.

“Sebab begini, itu kan KAMI ya. Jadi, niatnya harus dikasih baik. Karena (saat ini) zamannya pandemik, pemerintah lagi full konsentrasi dengan sangat extraordinary, berpikir sangat keras, dalam menyelesaikan, mendapatkan vaksin dan obat. Di samping terus menerus menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait protokol kesehatan, kemudian untuk bisa memutus mata rantai Covid-19. Konsentrasi itu harusnya menurut saya, bantulah pemerintah,” katanya.

Dia menambahkan, kepada seluruh pendiri KAMI untuk menahan diri melontarkan gagasan-gagasan berbau politik dan lebih fokus pada penyelamatan negara.

“Kalau bapak-bapak punya niat bersih yang baik, juga berpikir untuk mencari jalan keluar menyelesaikan agar Indonesia agar bersih dari Covid-19. Hal-hal mengenai kekuasaan, politik, dan lain-lain ditangguhkan dulu. Konsentrasi dulu di sini, kasihan. Karena rakyat banyak yang meninggal dunia, tenaga medis banyak yang meninggal dunia, orang-orang terkasih tersayang kita sudah banyak yang meninggal. Jadi konsentrasi, jangan bikin gaduh,” tegasnya.