Insis: Pasien Corona Surabaya Melonjak Karena Jokowi Salah Langkah!

Jakarta, law-justice.co - Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis) Dian Permata menyebut penyebab melonjaknya pasien positif Covid-19 di Surabaya merupakan buntut dari pemerintah yang tidak tegas dalam aturan pergerakan atau perpindahan manusia.

Oleh karenanya kata dia, kekhawatiran Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur bahwa Kota Surabaya bisa berubah menjadi seperti Kota Wuhan di Hubei, China dinilai cukup wajar.

Baca juga : Pemilik Sriwijaya Air Kini Terseret Korupsi Timah

Sebab, kekhawatiran itu tidak lepas dari pemerintah pusat yang terus menerus menunjukkan inkonsistensi dalam penanganan virus corona.

“Publik malah disuguhkan perdebatan definisi soal mudik vs pulang kampung,” ucap Dian Permata seperti melansir pojoksatu.id, Senin (1/6).

Baca juga : PDIP Sebut Jokowi dan Anak Mantunya Bagian dari Masa Lalu Partai

Kata dia, awalnya Gugus Tugas disebut sebagai otoritas terdepan soal penanggulangan penyebaran Covid-19.

Nemun menurutnya, kenyataan di lapangan sangat bertolak belakang dengan harapan. Terutama mengenai perdebatan mengenai pergerakan orang.

Baca juga : Akhiri Konflik Dua Negara, Hamas Siap Letakkan Senjata, Ini Syaratnya

Dalam hal ini, pemerintah justru memberi relaksasi aturan transportasi massal. Akibatnya, ada pergerakan warga yang melakukan mudik atau pulang kampung.

“Lantaran mencla-mencle aturan yang dipertontonkan pemerintah, maka warga juga mengikuti hal yang sama. Seperti mengabaikan soal aturan physical distancing,” ucapnya.

Di Surabaya kata dia, terjadinya lonjakan angka Covid-19 telah diprediksi banyak kalangan lantaran tidak tegasnya pemerintah.

“Fenomena Surabaya untuk kasus lonjakan angka Covid-19 sejatinya sudah diduga banyak kalangan. Lantaran aturan yang tidak tegas dan tradisi lebaran,” tutupnya.