Pak Jokowi Jangan Sampai Pelonggaran PSBB Buat Tenaga Medis Minta Cuti

Jakarta, law-justice.co - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memprotes rencana Pemerintah Presiden Jokowi yang bakal melakukan pelonggaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa wilayah di Indonesia. Mengingat, kurva sebaran virus corona baru atau Covid-19 belum melandai.

Kata dia, jika benar alasan pemerintah melakukan pelonggaran PSBB hanya karena banyak masyarakat merasa terkekang, tidak kerja, dan jenuh di rumah, maka nasib bangsa Indonesia akan sangat berbahaya.

Baca juga : KPK Masukkan Eks Kadis PUPR Papua ke Lapas Sukamiskin

Pasalnya kata dia, semua juga mengetahui bahwa tenaga medis menjadi yang paling terkekang dan jenuh selama pandemik Covid-19.

“Banyak masyarakat merasa terkekang, tidak kerja, dan jenuh di rumah karena PSBB. Konon itu salah satu alasan Pak Jokowi siap-siap longgarkan PSBB. Dengan pelonggaran PSBB, apa meraka boleh minta cuti dan stay at home? Gawat,” ucapnya dalam akun twitter resmi pribadinya @msi_sohibuliman, Minggu (17/05).

Baca juga : Bahlil : Realisasi Investasi Kuartal I-2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Kata dia, tenaga medis merupakan ujung tombak dalam penanganan Covid-19. Mereka juga harus selalu bersiap di rumah sakit dan jarang pulang ke rumah untuk menemui keluarga.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

Bahkan tidak sedikit juga yang sengaja tidak pulang karena takut menulari keluarganya.

Oleh karenanya menurutnya alasan pelonggaran PSBB karena masyarakat jenuh adalah tidak tepat.

Dia juga berharap tidak ada yang meremehkan virus corona.

"Dari segi size, Virus Corona pasti diremehkan o/ keangkuhan manusia. Tp dr segi kekuatan, virus ini mampu meruntuhkan pertahanan tubuh manusia n menyetop perekonomian di seluruh dunia. Dan kini pelan namun pasti sdg merobohkan benteng2 keangkuhan manusia. Mari insyafi diri ini." ujarnya.

Sebelumnya hastag "Indonesia Terserah" sejak Jumat (15/5) malam hingga Sabtu (16/5) Trending Topic. Hal ini terjadi karena pemerintah dianggap tidak konsisten dalam penanganan virus corona.

Bukannya menindak tegas para pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah justru memberikan sejumlah kelonggaran.

Mulai dari mengizinkan warga di bawah usia 45 tahun untuk beraktivitas normal hingga layanan transportasi umum yang kembali dibuka, meski tetap dengan "embel-embel" protokol kesehatan.

Hal itulah yang kemudian memicu rasa "lelah" dari sejumlah kalangan, termasuk tenaga medis. Dan belakangan, alih-alih berusaha mengingatkan, tampaknya tenaga medis memilih untuk menyerah dan mengumandangkan frasa "Indonesia Terserah", menyerahkan sepenuhnya nasib perkembangan kasus COVID-19 di tangan masyarakat.