Gagal Obati Pasien Covid-19, Klorokuin Malah Tewaskan 2 Orang Nigeria

Jakarta, law-justice.co - Nigeria melaporkan dua kasus keracunan klorokuin atau Chloroquine setelah Presiden AS Donald Trump memuji obat anti-malaria tersebut sebagai salah satu opsi pengobatan untuk virus corona baru atau COVID-19.

Para pejabat kesehatan memperingatkan warga Nigeria agar tidak melakukan pengobatan sendiri setelah permintaan obat melonjak di Lagos, sebuah kota terbesar di Nigeria yang menampung 20 juta orang.

Baca juga : Heru Budi Sebut Penonaktifan NIK Lindungi Warga dari Kriminalitas

Oreoluwa Finnih, asisten kesehatan senior untuk Gubernur Lagos, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa sebanyak dua orang dirawat di rumah sakit di Lagos karena overdosis klorokuin.

"Tolong jangan panik," katanya melalui pesan teks, dikutip Bloomberg, Minggu (22/3/2020). "Chloroquine masih dalam tahap uji coba dalam kombinasi dengan obat lain dan belum diverifikasi sebagai pilihan pencegahan, pengobatan atau kuratif [untuk corona]."

Baca juga : Respons PKS soal Ditolak Partai Gelora Masuk Koalisi Prabowo

Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria memperingatkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun belum menyetujui penggunaan obat ini untuk melawan virus. Negara terpadat di Afrika ini melaporkan terjadi 22 infeksi baru pada Sabtu.

Sebelumnya Trump mengatakan pada Kamis lalu bahwa klorokuin dan obat sejenisnya yang tidak beracun, hydroxychloroquine telah menunjukkan potensi "luar biasa" bisa mengobati penyakit COVID-19. Rumah sakit di AS pun bergegas untuk menimbun obat ini.

Baca juga : Cek Syaratnya, Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1

Bahkan di Twitter, Trump mengatakan bahwa hydroxychloroquine dan azithromycin yang "diambil bersama" bisa menjadi "salah satu pengubah terbesar dalam sejarah kedokteran" dalam melawan corona. Trump mendesak agar obat-obat tersebut "segera digunakan."

Namun otoritas pengawas makanan dan obat-obatan AS, Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui obat anti-malaria untuk mengobati COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus asal Wuhan, China.

Kendati klorokuin tidak lagi digunakan untuk mengobati malaria di Afrika, beberapa apotek masih menyimpannya untuk pasien yang kebal terhadap obat anti-malaria lainnya. (CNBCIndonesia).