Sebut Korupsi Kini Lebih Gila dari Era SBY, Syahganda: Tapi KPK Diam!

Jakarta, law-justice.co - Aktivis senior Syahganda Nainggolan menyayangkan angka korupsi Indonesia makin tinggi pasca rezim Presiden ke-2 Soeharto. Hal itu ia perlihatkan dalam membandingkan kasus dari rezim ke rezim.

Syahganda Nainggolan menyebutkan, angka korupsi dalam skandal Jiwasraya lebih besar daripada kasus pembobolan Bank Bali di era Presiden Bahaharuddin Jusuf Habibie, dan kasus pembobolan Bank Century di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga : Hajar Rival Sekota, Arsenal Kian Kokoh Di Puncak Klasemen Liga Inggris

"BPK bicara sampai sekarang Rp 17 triliun kerugian negara (Jiwasraya)," sebut Syahganda Nainggolan dalam sarahsehan yang digelar Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) bertajuk `Mega Skandal Korupsi Uang Rakyat`, di Jalan Warung Jati Timur Raya, Jakarta Selatan, Kamis (5/3).

"Kalau dibandingkan masa Habibie itu cuma 400 miliar dolar (Amerika Serikat), semua orang Indonesia heboh. Zaman SBY Bank Century Rp 6,7 triliun orang bilang sudah gila Indonesia. Sekarang, kita gila semua," sambungnya.

Baca juga : Bulan Depan, Erick Thohir Bakal Rombak Direksi-Komisaris 12 BUMN

Direktur Sabang-Merauke Institute ini pun mengatakan, kasus Jiwasraya ini masuk ke dalam kategori extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. Oleh karenanya tidak tepat jika skandal Jiwaraya Gate ditangani oleh Kejasaan Agung.

"Kejaksaan itu enggak ngurusin persoalan seperti ini. Itu harus DPR ke Pansus dan kemudian KPK turun tangan," tegasnya.

Baca juga : Nasib Tragis BUMN Farmasi Indofarma

Namun sayangnya, KPK saat ini tidak menunjukkan tajinya dalam menangani skandal korupsi ini. Padahal, jelasnya, kasus yang melibatkan Direktur PT Hanson Internasional, Benny Tjokrosaputro ini tidak bisa terlepas dari peran penguasa.

Oleh karena itu, menurut Syahganda Nainggolan, korupsi Jiwasraya berpotensi tidak terungkap. Padahal kasus ini berpotensi besar membongkar dugaan penggunaan dana korupsi untuk membiayai kebutuhan Pilpres 2019 oleh salah satu pasangan calon.

"Ini bisa berhadapan, menggali dana-dana politik, itu sudah hukum kekuasaan. Enggak bicara fitnah, karena trennya meningkat dari zaman Habibie, SBY dan sekarang angkanya luar biasa," tandasnya.