Demonstrasi di DPR, Mahasiswa Minta Rakyat Lawan RUU Omnibus Law

law-justice.co - Gelombang aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja mulai terlihat. Tidak hanya massa buruh di berbagai daerah, mahasiswa juga mulai melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI.

Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR) dalam aksinya meminta kepada rakyat untuk ikut melawan rancangan undang-undang ini.

Baca juga : Buntut Kasus Penyelundupan Sabu, Menhub Didesak Cabut Izin Lion Air

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi menyampaikan, mereka datang mengatasnamakan rakyat Indonesia. Dalam aksi tersebut, KPR menyampaikan sejumlah tuntutan. 

"Kami menuntut pemerintah untuk mewujudkan jaminan sosial, pemerintah harus membangun demokrasi untuk rakyat, segera menghapus utang luar negeri, dan pemerintah harus tegas dalam menanggapi maraknya aksi korupsi di Indonesia. Kami berharap, aset dan harta koruptor disita," katanya. 

Baca juga : Vonis Mati Dua Pemutilasi Mahasiswa UMY Dianulir Pengadilan Tinggi DIY

Mahasiswa meminta rakyat untuk melawan omnibus law karena hanya memberi keuntungan bagi investor dan korporasi saja. Jelas bahwa RUU ini tidak akan membuat masyarakat menjadi sejahtera.

"Omnibus law harus dilawan. Kami merasa RUU omnibus law lebih menguntungkan pihak investor atau korporasi, ketimbang mensejahterakan rakyat," katanya. 

Baca juga : Ribuan Calon Dokter Spesialis Depresi, `Lebih Baik Mati`

Mahasiswa menambah, bahwa dalam RUU Omnibus Law yang masih dibahas DPR, akan membuat rakyat makin dirugikan.  

25 Ribu Buruh Turun ke Jalan

Aksi unjuk rasa juga digelar oleh buruh di Tangerang dan Banten dengan tajuk `Unjuk Rasa Akbar 3320` pada hari ini Selasa, 3 Maret 2020. Aksi ini dipusatkan di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang.  

Buruh mengklaim, jumlah mereka yang ikut dalam aksi ini mencapai 25 ribu orang. Mereka berasal dari Kabupaten Tangerang berkumpul di Bitung-Cikupa-Balaraja-Cikande-KP3B. Kemudian buruh dari Kabupaten Serang, yang berkumpul di Cikande kemudian menuju Ciujung-Pakupatan-Ciceri-KP3B. Terakhir, buru dari Kota Cilegon berkumpul di depan Kantor Wali kota Cilegon menuju Taman-Cipare-KP3B.

Dalam aksinya itu, buruh Tangerang melakukan aksi konvoi menggunakan kendaraan roda dua dan empat itu, juga menutup ruas Jalan Raya Serang, Tangerang. Sehingga, akses pengguna jalan lainnya yang akan keluar atau masuk pintu tol Bitung terhambat.

Massa dari berbagai serikat buruh juga lakukan sweeping dan mengajak buruh lainnya yang berada di kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Sweeping yang dilakukan para buruh dijaga ketat oleh kepolisian yang dipimpin Kapolsek Cikande, Kompol Rizky Salatun, guna mencegah anarkisme.

Usai lakukan sweeping, ribuan buruh berorasi dan menutup akses pintu masuk menuju kawasan industri modern Cikande. Sedangkan massa aksi buruh dari wilayah Tangerang Raya, masih berada di daerahnya masing-masing. Mereka masih berkumpul dan berencana akan menjemput buruh yang ada di Kabupaten Serang dan Kota Serang. Kemudian mereka akan bertemu di titik aksi di KP3B, Kota Serang, bersama buruh dari Kota Cilegon. (vivanews)