Operasi Intelijen, Tutup Kasus Korupsi dengan Munculkan Kerajaan Palsu

Jakarta, law-justice.co - Kehadiran sejumlah kerajaan yang menghebohkan publik akhir-akhir ini, ternyata hadir tanpa alasan. Kemunculan dan dengan segala kehebohannya ternyata hasil kerja intelijen untuk menutupi penanganan kasus korupsi yang menjerat penguasa.

"Setelah munculnya berbagai kerajaan palsu, kasus Jiwasraya, Asabri, suap KPU tidak terdengar lagi," kata pengamat politik Muslim Arbi, Selasa (28/1/2020) seperti dikutip dari suaranaional.com.

Baca juga : Kejagung Bisa Sita Harta Sandra Dewi, Ini Alasannya

Karena tujuannya jelas untuk mengacaukan perhatian publik, maka Musli menyarankan untuk tidak terpengaruh dengan berbagai kerajaan tersebut. Dia mengaku, hal tesebut hanya untuk pengalihan isu semata, agar masyarakat tidak lagi memperhatikan kasus korupsi besar yang ditangani KPK.

"Kerajaan palsu itu sengaja dibuat untuk pengalihan isu," tambah Muslim.

Baca juga : Mahkamah Agung Vonis Bupati Mimika Eltinus Omaleng 2 Tahun Penjara

Selain meminta publik, dia juga beharap media tidak menaruh perhatian lebih terhadap kemunculan kerajaan di beberapa tempat akhir-akhir ini. Sebab, kalau tidak, maka yang menarik perhatian publik nantinya bukan pemberantsan korupsi tetapi lebih kepda fenomena kemunculan kerajaan tersebut. Padahal kata dia hal itu hasil kerja intelijen untuk mengalihkan perhatian saja.

"Kalau mereka diberitakan, justru menjadi panggung,” jelasnya. Jangan sampai kasus korupsi penguasa, hilang begitu saja," tandas Muslim.

Baca juga : Kasus Korupsi Timah, Deretan Aset Harvey Moeis yang Disita Kejagung