Agusto - Pegiat Sosmed

Waspada Perang Cyber, Siapa yang Bisa Menghentikannya?

Jakarta, law-justice.co - Ketika 10.000 pengunjuk rasa yg di dominasi anak2 muda tak lagi turun ke jalan.

Andai mereka berjamaah mendalami eranya mereka yang sarat dengan i-net. Lalu mereka merubah cara prores mereka dengan cara extreme digital.

Baca juga : China Gunakan Pasukan Hacker untuk Hadapi Ancaman Asing

Kemudian mereka berdiri di belakang gadgetnya masing-masing, dan nyatakan perang cyber terhadap yang mereka benci. Pertarungan para pun hacker terjadi.

Dalam dunia hacker tak ada jagoan abadi, di dunia ini ada istilah, bahwa atas langit ada langit.

Baca juga : Anies `Serang` Prabowo, Kritik Kemhan Dibobol Hacker-Anggaran Rp700 T

Jika perang itu terjadi, maka ruang privasi dan publik digital bisa dimasuki oleh siapapun. Syarat salah satunya adalah menguasai bahasa Html, Java script dan CSS.

Bahasa itu lazim digunakan diberbagai aktivitas berbasis i-net sebuah program yang berhubungan dengan jaringan Internet.

Baca juga : Jimbo Jual Data Pemilih Seharga Rp 1,2 Miliar usai Bobol Situs KPU

Perang cyber tak memerlukan senjata dan pasukan yang gagah, hebat dan modern. Tak perlu adu fisik hingga berdarah-darah.

Tangan bersih dan ruangan tanpa asap gas air mata. Namun sekali entry data, bisa jutaan terdampak kesulitan ekonomi.

Mereka hanya memerlukan power energi untuk aktivkan gadgetnya serta jaringan sinyal yang kuat sebagai koneksinya dan penguasaan bahasa program berbasis i-net.

Ngeri dan sulit dibayangkan andai perang para hacker terjadi. Maka jutaan orang tak bisa lakukan transaksi apapun, sebab para hacker mengobrak-abrik semua sistem keamanan data dan jaringan.

Sistem Komunikasi, Perbankan, Transportasi berbasis digital akan lumpuh, energi listrik dengan sistem operasional digital pun total tak bisa diakses. Dunia gelap gulita, orang-orang tak bisa terkoneksi dengan kolegany, dalam hitungan detik.

Akibatnya kemarahan dan kecurigaan manusia terjadi dimana-mana.

Mari kita sadari akan efek dari era digital global. Sebisa mungkin kita bijak dalam mengaksesnya.

*Sulit dibayangkan jika perang cyber terjadi.

*Ketergantungan itu yang akan membunuh.