Ini Pesan Terakhir Randi Sebelum Tewas Tertembak Saat Aksi

Jakarta, law-justice.co - Mahasiswa yang tewas tertembak saat demonstrasi menolak sejumlah regulasi yang dinilai merugikan rakyat di Kendari memiliki pesan terakhir.

Sebelum meninggal, Randi ternyata sempat menulis pernyataan yang membuat kawan-kawannya terharu. Pesan itu ditulis dalam status WhatsApp, Kamis (26/9) sekitar pukul 03.29 WITA.

Baca juga : Sanksi Apa yang Akan Diberikan Kemenhub Terkait Pilot Tertidur?

"Mahasiswa sebagai agen of change dan social control. Bila kampus menyibukkanmu dengan aktivitas perkuliahan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, ketahuilah rakyat saat ini lebih membutuhkan nalar kritis untuk memperjuangkan segala bentuk ketertindasan," tulis La Randi seperti melansir merdeka.com.

Di profil WhatsApp, La Randi memasang foto profil di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Menurut rekan-rekannya, foto itu diambil saat Randi ikut kegiatan mahasiswa di Palopo, Sulawesi Selatan dan sempat singgah ke Toraja sebelum balik ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Baca juga : Ini 5 Temuan KNKT soal Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit

Postingan ini kemudian di screenshot oleh rekan-rekannya karena dianggap sebagai pembakar semangat menjelang aksi demonstrasi. Kemudian, beredar dan dibagikan pagi harinya.

"La Randi itu senior kami, baik pula. Jadi apapun sikapnya kami sangat hargai di kampus," ujar Arwan Salim.

Baca juga : Pilot Batik Air Tidur 28 Menit Terbang ke Jakarta, Ini Respons YLKI

Teman sekelas La Randi yang berhasil ditemui, Alim (21) menceritakan, sikap La Randi semasa hidup dan bersikap di kampus. Mahasiswa tewas itu, dikenal loyal kepada rekan-rekannya.

La Randi juga tak segan menolong dengan uang dan tenaga saat temannya kesulitan. Padahal, ayahnya hanyalah seorang nelayan di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Sedangkan ibunya, ibu rumah tangga biasa.

"Kalau dia sudah anggap kita teman, apapun dan kapanpun itu dia selalu bantu total," ujarnya.

La Randi rencananya akan mengikuti KKN pada Januari 2020. La Randi merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya merupakan nelayan di Desa Lakarinta. Sedangkan ibunya, merupakan ibu rumah tangga biasa.

La Randi merupakan mahasiswa Jurusan Buddidaya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo Kendari. La Randi tewas usai diterjang peluru aparat saat demo di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ada dua orang mahasiswa tewas di Kota Kendari saat aksi demonstrasi. Keduanya yakni, La Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19). Muhammad Yusuf diduga juga terkena peluru tajam di bagian kepala hingga mengalami pecah tulang tengkorak.

Saat demonstrasi di Depan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, mahasiswa Universitas Halu Oleo menemukan selongsong peluru. Banyak selongsong peluru dan gas air mata yang ditembakkan ke arah demonstran.

Selongsong ini kemudian dikumpulkan dan direkam sejumlah mahasiswa. Mahasiswa kemudian yakin, polisi melakukan tembakan ke arah mereka saat mengusir massa demonstrasi mendekati DPRD.

"Polisi memakai peluru tajam, mereka ternyata mau membunuh kita. Bukan sekedar hanya mengamankan, tapi mau membunuh," ujar mahasiswa di dalam video yang beredar.

Dalam rekaman video yang beredar, selongsong yang ditemukan bervariasi. Ada selongsong yang berukuran panjang dan pendek.

Selongsong peluru dan gas air mata banyak ditemukan di depan DPRD Sulawesi Tenggara, di dalam Kantor Bulog dan sekitar jalan raya di eks-Tugu MTQ. Namun, beberapa jam setelah aksi, semua selongsong sudah dibersihkan anggota polisi saat malam hari.

Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, tidak ada anggota polisi yang membawa peluru tajam dan karet. Selain itu, tidak ada perwira yang memakai senjata api atau sejenisnya.

"Glock atau revolver kami masih selidiki, apalagi senjata api laras panjang tak ada karena anggota tak kami bekali engan senjata api," ujar Brigjen Pol Iriyanto.