Benny Wenda Tuding Wiranto Sebagai Otak Kerusuhan di Papua

Jakarta, law-justice.co - Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda menuding Menko Polhukam Wiranto sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi di Papua.

Pernyataan ini disampaikan untuk menjawab tudingan Wiranto dan Polri yang menuduhnya, ULMWP dan KNPB di balik aksi protes rasis berujung kerusuhan yang terjadi di Papua.

Baca juga : Kejagung Bisa Sita Harta Sandra Dewi, Ini Alasannya

Melansir dari SuaraPapua.com, Senin (9/9/2019), Benny menyatakan Wiranto ada di balik aksi-aksi yang dilakukan di Papua. Aksi yang dimaksud, kata dia, adalah munculnya kelompok-kelompok migran yang mau merusak dan membuat konflik horizontal dengan Bangsa Papua.

“Jadi saya mau sampaikan di sini bahwa di belakang aksi-aksi ini ada Wiranto. Sebab wiranto bekas Panglima dan pernah melakukan hal-hal ini di Timor Leste. Jadi ini dia lakukan hal yang sama terhadap Bangsa Papua di West Papua. Di belakang mereka itu ada tentara, polisi dan Panglima Indonesia, semua ada di belakang,” ungkap Wenda.

Baca juga : Menteri Keuangan Sri Mulyani Akui Bea Cukai Kadang Ganggu Kenyamanan

Wenda menegaskan bahwa Bangsa Papua sudah lama berjuang untuk keluar dari Indonesia dengan cara-cara yang damai.

Aksi melawan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya yang terjadi di Papua dan luar Papua adalah murni aksi spontan atas perlakuan diskriminasi rasial Indonesia terhadap rakyat Papua selama 50 tahun.

Baca juga : Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu, KPK Sita Uang Rp48,5 Miliar

“Kami bangsa Papua dikorbankan atas kepentingan bangsa Indonesia. Terutama kami didiskriminasi dan ini menegaskan bahwa kami bangsa yang berbeda dengan Indonesia. Sudah 50 tahun kami didiskriminasi. Jadi apa yang terjadi (aksi-aksi lawan rasisme) kemarin adalah akasi spontan,” jelas Wenda.

Benny mengatakan, Wiranto punya pengalaman bagaimana bikin kerusuhan dengan membuat barisan merah putih di Timor Leste.

“Kami tahu betul siapa Wiranto ini. Dia ini penjahat perang dan pelanggar HAM yang tidak pernah diadili dan berkeliaran bebas di Indonesia.  Dia (Wiranto) yang punya pengalaman itu,” tegasnya.

Kata Benny, ULMWP dari awal sudah serukan perjuangan damai. Bangsa Papua sudah berjuang lama dengan cara-cara damai. Demo-demo yang dilakukan adalah cara lain berjuang dengan damai dan bermartabat. Menurutnya, yang menjadikan aksi ricuh dan anarkis adalah pihak ketiga yang muncul saat aksi kemarin dengan nama barisan nusantara.

ULMWP, lanjut dia, sejak awal menenakankan bahwa perjuangan bangsa papua adalah perjuangan damai. Semua peristiwa yang terjadi di Papua ini hanya untuk mengalihkan perhatian dan menggiring ke konflik horizontal.

“Ini kami mengutuk dengan keras. Karena kami tidak pernah inginkan kekerasan. Sebab kami mau keluar dengan damai,” katanya.

Kata dia, Bangsa Papua tidak lawan dan tidak musuh dengan penduduk migram Indonesia.

“Kami tidak pernah musuh dengan rakyat Indonesia. Sekalipun perang suku, kami tidak pernah libatkan rakyat indonesia. Karena kami tahu siapa musuh dan siapa kawan.  Jadi semua dalang ini untuk mengalihkan perhatian rakyat papua ke konflik horizontal. Ini kami kutuk. Kami tidak pernah musuh dengan rakyat indonesia,” tegasnya.

Penduduk Migran Indonesia, kata Benny, datang tinggal hidup, cari makan dan beranak cucu di tanah Papua hanya untuk cari makan dan bertahan hidup. Meski demikian, Bangsa Papua tidak pernah ganggu mereka.

“Karena kami tahu bahwa dari dulu sampai sekarang kami tidak pernah musuh dengan mereka. Mereka datang cari makan dan cari hidup di tanah kami. Yang datang secara ilegal dan duduki papua adalah Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, semua tindakan yang diambil dan dilakukan negara ini hanya untuk pertahankan NKRI di Papua Barat. Jadi isu-isu ini  dibikin dengan maksud untuk provokasi rakyat supaya harus ada violence agar mereka bisa kontrol.

“Mereka tidak suka damai di papua. Mereka mau harus ada anarkis, ada peperangan dan tuduhan yang mereka lakukan itu omong kosong. Kami kami tidak pernah inginkan anarkis,” tegasnya.