Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun Ini Lebih Parah?

Jakarta, law-justice.co - Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan kejadian kebakaran hutan dan lahan sejak awal 2019. Jumlahnya untuk sementara ini sudah mencapai 66 kasus Karhutla.

Meski sudah muncul sejak Maret 2019, menurut pantauan BPBD tersebut intensitas Karhutla meningkat sejak Juli hingga Agustus ini.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

Wilayah terdampak yang paling dominan antara lain Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang. Kepala Sub Direktorat Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarbaru, Bahrani seperti dikutip dari Radar Banjarmasin menyebutkan data sementara luasan lahan yang terbakar sudah tembus 70 hektare.

"Sampai sekarang ada 70 hektare dengan total kejadian Karhurla 66 titik. Namun untuk besaran luasan per titik tergolong masih kecil, paling 2-3 hektare," kata Bahrani pada Sabtu (10/8/2019) seperti dilansir Radar Banjarmasin.

Baca juga : Heru Budi Sebut Penonaktifan NIK Lindungi Warga dari Kriminalitas

Sementara itu laporan Jawapos.com menuliskan, kejadian bencana tahunan ini beragam saban harinya. Dari mulai hanya sekali hingga menyentuh angka 7 kali dalam sehari.

"Beberapa hari tadi ada sampai 7 kali dan personel melakukan pemadaman sampai malam," sambung Bahrani.

Baca juga : Soal Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

Meski tampak intens, rupanya jika secara data menurutnya, kasus Karhutla tahun ini tergolong jinak. Sebab jika dikomparasikan pada 2018, ia yakin persentase Karhutla tahun ini bakal menurun.

Salah satu yang jadi tolok ukur adalah wilayah terparah pada tahun lalu. Yakni wilayah Bandara Syamsudin Noor, khususnya di Guntung Damar dan Tegal Arum sekitarnya.

"Tahun ini sampai per tanggal 7 Agustus, wilayah sana tidak ada kejadian Karhutla. Makanya kami sangat yakin Karhutla tahun ini lebih rendah ketimbang dahulu," katanya.

Atas dasar itu, ia mengklaim wilayah Bandara masih aman dari kabut. Padahal pada tahun sebelumnya wilayah di Bandara sangat terdampak kabut asap.

Selain ancaman kesehatan, operasional penerbangan juga sempat terganggu gara-gara kabut asap. Adapun data 2018 lalu, Banjarbaru menjadi salah satu daerah terparah terpapar Karhutla.

Totalnya mencapai 650 hektare lahan yang terbakar dengan titik kejadian totalnya 266. Melihat berbagai upaya pencegahan, Bahrani optimistis Karhutla di Kota Idaman ini tak akan separah dahulu.

"Dari prakiraan puncak musim kemarau beberapa bulan mendatang juga akan berakhir. Nah, sampai sekarang ada 70 hektare yang terdata karhutla, tentu kalau dibanding sebelumnya (2018) masih lumayan jauh. Kami berharap semoga tidak ada peningkatan signifikan," harapnya.