Udara di Jakarta Buruk, Pemprov DKI Salahkan Pengemudi

Jakarta, law-justice.co - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI menilai pengemudi kendaraan pribadi patut disalahkan karena menjadi penyebab utama pencemaran udara di Jakarta. Seperti diketahui, menurut penelitian terbaru menyebutkan Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia.

Kondisi diperparah oleh kemacetan yang timbul akibat penggunaan kendaraan pribadi tersebut.

Baca juga : Anggota Polresta Manado Bunuh Diri Diduga Karena Masalah Pribadi

Kepala DLH Andono Warih menyebutkan selain kedua faktor itu, peningkatan pencemaran juga terjadi akibat pembangunan infrastruktur yang juga diperparah oleh datangnya musim kemarau.

"Di Musim kemarau seperti ini kan curah hujan menurun sehingga debu itu semakin banyak, apalagi masih banyak pembangunan infrastruktur yang semakin memicu kemacetan di sana-sini. Sumber pencemaran udara terbesar itu kan dari transportasi terutama kendaraan pribadi," kata Andono seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (14/7/2019).

Baca juga : Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun

Andono menuturkan agar pencemaran berkurang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya menarik masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan membiasakan diri untuk menggunakan transportasi umum saat berpergian.

Upaya tersebut dilakukan dengan terus memperbaiki kualitas transportasi publik di Jakarta.

Baca juga : Nasib Hak Angket Ketika PKB dan Nasdem ke Koalisi Prabowo - Gibran

"Kami mengupayakan terus memperbaiki transportasi publik. LRT sudah dalam tahap penyelesaian, MRT sudah sebagian beroperasi, pedestrian juga kian dipercantik, dan armada Transjakarta juga diperbanyak agar penggunaan kendaraan pribadi terus berkurang," papar Andono.

Menurut Andono, kualitas udara Jakarta yang memburuk tidak begitu saja terjadi secara tiba-tiba. Karena itu, dia menganggap penyelesaiannya juga harus dilakukan untuk jangka panjang dengan partisipasi seluruh pihak, termasuk masyarakat dan lembaga pemerintah terkait.

"Solusinya juga harus dilihat jangka panjang. Sementara itu, jangka pendek ya kurangi kendaraan bermotor, untuk jangka panjang mungkin semakin diperbanyak penanaman pohon. Ini tidak bisa instan," ucap Andono.

Menurut airvisual.com, Jakarta masih menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada pekan ini. Posisi kualitas udara yang buruk tersebut berada di atas Kota Krasnoyarsk, Rusia, Kota Santiago di Chile, Dubai di Uni Emirat Arab, danSao Paulo di Brasil.