Kasus Penculikan Aktivis, Kaset Rusak Didaur Ulang

Jakarta, law-justice.co - Berita lama yang selalu di daur ulang media tertentu pasti mencoba melarikan topik dengan isu-isu usang yang dikloning ulang. Seperti berita beberapa media yang menanggapi usul Fahri Hamzah, agar Prabowo mengungkap peristiwa penculikan aktivis lebih dari 20 tahun yang lalu. Berita seperti ini selalu didaur ulang setiap menjelang Pilpres dengan target memojokkan Prabowo

Demikian dikatakan pengamat politik, Dr. Safri Muiz kepada Law-Justice di Jakarta, Jumat (14/6). Kita harus arif sebagai anak bangsa, mari kita tatap masa depan, bukannya menanggapi pembicaraan usang, yang karena alasan tertentu selalu diputar ulang bak kaset rusak. Cara berpolitik mencoba membuka aib orang dengan harapan sang doro, bisa melihat bahwa pembuka aib tersebut adalah orang yang loyal dan layak diberi jabatan ataupun entahlah penghargaan apa yang dia harapkan, lanjut Safri.

Kalau kita berkutat terus tentang masa lalu, kapan negara kita bisa maju dan kapan negara kita menjadi negara yang bermartabat. Mari kita pikirkan bersama agar negara kita ini menjadi negara yang "gema ripah loh jinawi". Menegakkan keadilan dan menjadikan rakyat sejahtera, itu yang diperlukan sekarang ini, tambah Safri.

Safri mengatakan, mari kita secara serentak bersatu untuk menjadikan negara kita menjadi negara yang berdikari dan tidak tergantung pada asing dan aseng. Melawan setiap usaha menjual murah sumber daya alam negara dan berpihak kepada kepentingan asing.

Testimoni sesesorang tidak menjadikan sesuatu itu menjadi kebenaran dan bahwa adanya kepentingan berbagai pihak. Tepat istilah Pak Desmon Mahesa itu. Saya kira pernyataan beliau masuk akal sehat. Mari kita belajar dengan hati dan pikiran jernih, agar kita tidak memberikan tontonan yang hoax kepada rakyat. Maka para penguasa ya hati-hatilah memberikan pernyataan. Kaji dulu dengan spesifik dan bukannya asal jeplak tanpa berpikir lebih dulu sebab akibatnya, tegas Safri.