Sri Lanka Revisi Jumlah Korban Bom Bunuh Diri Paskah

Jakarta, law-justice.co - Para pejabat Sri Lanka merevisi jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri saat perayaan Paskah dengan mengurangi sebanyak 100 pada Kamis (25/4). Revisi ini muncul karena kesulitan yang dialami dalam mengidentifikasi bagian-bagian jasad di lokasi-lokasi pengeboman.

"Angka resmi yang baru ialah 253, turun dari 359 sebelumnya," kata Deputi Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene, mengutip Reuters. Ia menyalahkan data tak akurat yang diberikan oleh kamar-kamar mayat karena perbedaan tersebut.

Baca juga : Tentara Israel Diduga Sengaja Targetkan Bombardir Relawan Kemanusiaan

Anil Jasinghe, direktur jenderal layanan kesehatan Sri Lanka, mengatakan kepada Reuters bahwa angka yang ada merupakan perkiraan,"Angkanya bisa jadi 250 atau 260. Saya tidak bisa menyebut secara pasti. Begitu banyak bagian tubuh dan sulit untuk memberikan berapa angka persis."

Serangan-serangan bom bunuh diri atas tiga gereja dan empat hotel mewah telah menunjukkan kegagalan intelijen dengan berbagai tuduhan bahwa peringatan-peringatan belum ditindaklanjuti dan pertikaian di tingkat tinggi pemerintah telah mempengaruhi kerja sama keamanan,

Baca juga : Paskah 2024, Arsjad Rasjid: Memupuk Semangat Baru

Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando mengundurkan diri atas kegagalan mencegah serangan-serangan tersebut, walaupun dia mengatakan pada Kamis bahwa pihak berwenang telah bertindak menanggapi informasi intelijen dari India yang memperingatkan serangan-serangan yang akan dilakukan segera.

"Kami menangani hal itu. Semua lembaga bekerja terkait hal itu," kata Fernando kepada Reuters. Dia mengatakan mengundurkan diri untuk mengambil tanggung jawab atas institusi-instusi yang berada di bawahnya, tetapi mengatakan tak ada kegagalan di pihaknya.

Baca juga : Ini Penjelasan Mensos Risma Soal Penyaluran Bansos di Masa Kampanye

Kepolisian mengeluarkan nama-nama dan foto-foto empat pria dan tiga wanita yang dicari terkait dengan serangan-serangan tersebut karena ketakutan bom dan penyisiran keamanan membuat negara itu berada di ujung tanduk.

Sebagian besar korban tewas adalah warga Sri Lanka walaupun pihak berwenang mengatakan sedikitnya 38 warga negara asing juga tewas, banyak turis yang sedang duduk untuk makan pagi di salah satu bagian atas hotel-hotel ketika para pengebom beraksi.

Para warga asing itu berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Turki, India, China, Denmark, Belanda dan Portugis. Sekitar 500 orang menderita luka-luka. Inggris pada Kamis memperingatkan para warga negaranya untuk tidak pergi ke Sri Lanka jika tidak perlu sama sekali karena kemungkinan masih ada serangan-serangan.

Kelompok ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut dan menyiarkan sebuah video yang menunjukkan delapan pria, semuanya kecuali satu orang mengenakan penutup wajah. Mereka berdiri di bawah bendera kelompok itu dan menyatakan kesetiaan kepada pemimpinnya Abu Bakar Al-Baghdadi. Pemerintah menyatakan sebanyak sembilan pengebom bunuh diri , delapan di antaranya sudah teridentifikasi. Satu wanita di antara pengebom itu.

Pihak berwajib telah menitikberatkan investigasi mereka pada kaitan internasional atas dua organisasi: National Thawheed Jama`ut dan Jammiyathul Millathu Ibrahim yang diyakini melancarkan serangan-serangan tersebut.