Bahayanya Kepala BIN Ikut-ikutan Urusan Politik Praktis Jelang Pemilu

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan menyebut sebagian aura Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah berpindah ke Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Ucapan itu memicu tawa Jokowi. Prabowo yang duduk di samping Jokowi hanya tersenyum tersipu.

Baca juga : Dampak Gempa Garut, Rumah-Bangunan di Sukabumi-Tasikmalaya Rusak

Budi mengatakan selama ini Prabowo telah menganggap Jokowi sebagai gurunya. Budi lalu mendoakan Prabowo untuk Pemilu 2024.

"Kita semua mendoakan untuk Pak Prabowo semoga sehat, lancar, dan sukses dalam kontestasi Pemilu 2024," Budi pada peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Selasa (21/3).

Baca juga : Deretan Fakta Terbaru Kasus Dugaan Bunuh Diri Brigadir RA di Mampang

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah berpendapat dari sisi elektoral tidak banyak berpengaruh apabila dukungan hanya berupa pendapat atau pernyataan biasa.

Namun kata dia, jika pernyataan itu dipahami sebagai sikap lembaga, maka akan jadi berbahaya.

Baca juga : Usai Ramai Keluhan Netizen, Ini 3 Instruksi Sri Mulyani ke Bea Cukai

Kata dia, Budi Gunawan selaku Kepala BIN sebetulnya mengetahui betul desas-desus persaingan elite terkait Pilpres 2024. Oleh karena itu, Budi diminta tidak memihak lantaran jabatannya sebagai pejabat negara.

"Bagaimana pun BIN memiliki sejumlah data publik yang bisa dimanfaatkan untuk membentuk peta jaringan pemilih, sisi lain ini lah yang sebenarnya dikhawatirkan karena BIN akan terkesan sebagai lembaga partisan," ujar Dedi seperti melansir cnnindonesia.com.

Dia menyatakan publik harus mengingatkan Budi agar mampu menjaga integritas dan tidak cenderung bersikap partisan mengingat posisinya sebagai pejabat negara.

"Tentu itu akan bias. Jika situasi tersebut terus terulang, maka posisi kepala BIN bisa saja memengaruhi BIN secara keseluruhan lembaga dan itu berisiko," ucap Dedi.

Menurut Dedi, pernyataan di Papua itu bukanlah kali pertama ada dukungan tersirat yang diberikan Budi terhadap Prabowo. Menurut dia, hal itu setidaknya dipengaruhi dua faktor.

Pertama, tutur Dedi, Budi terprovokasi dengan pernyataan Jokowi yang lebih awal sering menyebut Prabowo, termasuk memberikan dukungan untuk Pilpres 2024.

"Sehingga, ketika ada agenda bersama dan disaksikan Jokowi, maka Budi secara normatif menyampaikan apa yang sebenarnya ia baca sebagai statement yang mungkin disukai Jokowi," imbuhnya.

Kedua, Dedi menilai pernyataan Budi yang mengisyaratkan dukungan kepada Prabowo sebagai sesuatu yang penting.

"Sangat mungkin Budi Gunawan mengetahui apa yang sebenarnya sudah ada dalam desas-desus elite di mana Prabowo akan mendapat dukungan banyak elite termasuk Megawati, mengingat Budi dan Megawati punya relasi yang cukup dekat," katanya.

Disisi lain, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai pernyataan Budi dalam kapasitasnya sebagai Kepala BIN sebagai sesuatu yang offside atau mendahului bola.

"Apa yang dikatakan pak Budi Gunawan selaku Kepala BIN sangat tidak tepat dan tidak elok. Menurut saya ini offside," kata Adib.

Adib lantas menyinggung sosok Budi yang disebut menjembatani pertemuan antara Jokowi dan Prabowo di MRT Jakarta pada Juli 2019 lalu, atau setelah Pilpres 2019.

Kala itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut Budi Gunawan sebagai salah satu otak di balik pertemuan Jokowi dengan Prabowo.

Pertemuan itu menjadi awal rekonsiliasi Jokowi dengan Prabowo. Pada akhir tahun itu, Jokowi dilantik sebagai presiden untuk kedua kali. Jokowi menunjuk Prabowo sebagai menteri pertahanan.

Menurut Adib hubungan Jokowi dan Prabowo tak serta merta membolehkan Budi menyatakan kode dukungan mengingat jabatan yang saat ini diemban.

"Tetapi, saya menyatakan sekali lagi secara etika ini cenderung memihak, tidak elok dan menurut saya memang tidak tepat. Walaupun diksi dan narasi secara gamblang tidak menyebut mendukung, tetapi saya kira bahwa sekalipun diucapkan secara bercanda saya kira ini tetap offside, tidak tepat dan tidak elok," ucap Adib.

Dia menambahkan tindakan Budi yang mengeluarkan pernyataan bernada dukungan terhadap Prabowo akan menimbulkan persepsi buruk di mata publik karena BIN berpolitik praktis.

"Stigma publik akan mengatakan bahwa keberpihakan infrastruktur negara apa pun itu entah kementerian, ASN, pejabatnya yang selalu mengumbar netral akhirnya publik tidak akan percaya. Sangat offside dan tidak elok," kata Adib.

"Enggak ada sangkut pautnya BIN dengan kontestasi politik yang diungkapkan di muka umum karena memang kerjanya di bawah tanah," tegasnya.

Sementara itu, Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak mengonfirmasi momen yang terekam dalam sebuah potongan video. Dia mengatakan Prabowo mengapresiasi sanjungan dari Kepala BIN tersebut.

"Betul. Pak Menhan berterima kasih atas hal tersebut dan terus akan bekerja dan belajar dari Presiden," ucap Dahnil.