IKN, Bahayakan Masyarakat Adat dan Picu Bencana Ekologis (1)

Jakarta, law-justice.co - Dalam laporan yang dimuat AFP, WALHI khawatir pembangunan IKN akan menyebabkan bencana jadi “lebih parah dan jauh lebih sulit untuk dimitigasi dibandingkan dengan bencana alami."


Hutan hujan lebat, perkebunan, hingga monyet yang sesekali lewat, menjadi pemandangan yang kerap ditemui saat berkendara menuju ibu kota baru Indonesia, di Kalimantan.

Baca juga : Walhi Sulsel: Banjir-Longsor di Luwu Imbas Aktivitas Tambang Emas

Di pulau terbesar ketiga di dunia itu, ibu kota baru Indonesia “Nusantara” sedang dibangun untuk menggantikan Jakarta yang diprediksi akan tenggelam.

Namun, perjalanan selama dua jam dari Kota Balikpapan ke hamparan hijau menuju "Titik Nol" Nusantara mengungkapkan skala dampak pembangunan ibu kota baru, terhadap area hayati yang merupakan rumah bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan.

Baca juga : Gerindra atau Prabowo Disebut Sudah Putuskan untuk Tak Lanjutkan IKN

Para pemerhati lingkungan memperingatkan bahwa dengan dibangunnya kota metropolitan, akan mempercepat deforestasi di salah satu hamparan hutan hujan tropis terbesar dan tertua di dunia itu, yang diperkirakan berusia lebih dari 100 juta tahun.

“Ini akan menjadi bencana ekologis yang masif,” ujar Uli Arta Siagian, Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi, kepada AFP.

Baca juga : Lokasi Berdampingan dengan 3 Sesar Mengerikan Ini, IKN Terancam Gempa?

Kalimantan yang disebut "paru-paru dunia, yang juga bersinggungan dengan Malaysia dan Brunei, adalah rumah bagi bekantan, macan tutul, kera, babi, kelelawar, rubah terbang dan badak.