BI Diprediksi Naikkan Bunga Acuan, Cicil KPR Bakal Tambah Mahal

Jakarta, law-justice.co - Bank Indonesia (BI) diprediksi menaikkan bunga acuan lagi menjelang akhir tahun nanti. Ini nantinya berdampak pada cicilan Kredit Pemilihan Rumah (KPR) yang bisa jadi lebih mahal.

BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diperkirakan naik menjadi 5 persen. Apabila bunga BI menyentuh 5 persen, bunga KPR bisa melonjak hingga 12 persen.

Baca juga : Suku Bunga Naik 4,75%, Properti dan Kendaraan DP 0%, Apa Dampaknya?

"Bagi investor yang suka melakukan pembelian properti atau perumahan dengan KPR, untuk saat ini lihat kondisi dulu. Di saat menaikkan suku bunga, itu juga akan menaikkan suku bunga kreditnya," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaib, dikutip dari Detik, Selasa (4/10/2022).

Ia melanjutkan, "ini sangat berbahaya sekali, apalagi dengan adanya biaya-biaya yang lain. Ini sangat mengkhawatirkan takutnya masyarakat akan gagal bayar."

Baca juga : Usai Suku Bunga BI Naik, Bunga Simpanan dan Bunga Kredit Menyusul

Ibrahim juga menyoroti kondisi maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di tanah air. Kondisi seperti itu tentu mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, sehingga masyarakat perlu lebih cermat dalam berinvestasi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan BI kembali menaikkan suku bunga acuannya minimal 50 basis poin (bps) hingga akhir tahun.

Baca juga : Bank Indonesia (BI) Jadi Biang Kerok Kenaikan Harga BBM dan Inflasi

"Kenaikan suku bunga acuan lagi perkiraan saya sampai dengan akhir tahun sih, paling tidak 50 basis poin lagi ya minimal. Tapi, sangat mungkin lebih besar daripada 50 basis poin lagi," ujar Faisal.

Meski saat ini tingkat suku bunga lebih tinggi dari saat pandemi, angka saat ini masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan pra pandemi. Oleh sebab itu, menurutnya investasi di industri properti masih menjanjikan untuk saat ini.

"Jadi dibilang menjanjikan, sebetulnya masih menjanjikan karena kenaikan tingkat suku bunga acuan juga masih relatif, so far masih 75 basis poin dari posisi yang sangat rendah pada saat 2020-2021 begitu. Tapi memang arah ke depannya tingkat bunganya memang cenderung ke lebih tinggi," pungkasnya.