PPN Baru 11% Saat Menjelang Ramadan Kenapa

law-justice.co - Mentri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan ada penerimaan kita kembalikan ke rakyat tadi apakah melalui bansos jadi masyarakat yang tidak bayar pajak malah mendapatkan bantuan dari pemerintah bantalan sosialnya ditebalkan . Tapi masyarakat yang punya kemampuan ya memang urunan ini gotong royong dari sisi ekonomi Indonesia dan ini yang terus kita coba untuk komunikasikan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan mulai 1 April 2022 tarif pajak pertambahan nilai (PPN) naik 1%, dari 10% menjadi 11%

Baca juga : Faisal Ungkap 3 Menteri Paling Vulgar Politisasi Bansos di Sidang MK

Menkeu menyebut besaran tarif PPN yang berlaku bulan depan masih berada di bawah rata-rata dunia sebesar 15% dengan basis negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD).

“Kalau rata-rata PPN di seluruh dunia itu ada di 15%, kalau kita lihat negara OECD dan yang lain-lain, Indonesia ada di 10%. Kita naikkan 11% dan nanti 12% pada tahun 2025,” ucap Menkeu

Baca juga : Faisal Basri Sebut Bansos Jadi Politik Gentong Babi di Pilpres 2024

Ditanggapi oleh Pakar Ekonomi Faisal basri menyatakan : Indoneisia jangan di bandingkan dengan negara maju .

Kumpulan negara maju jadi kita ,jangan bandingkan dengan kondisi di Amerika Eropa Jepang Korea yang daya belinya sudah tinggi dan pendapatan perkapitanya tinggi bandingkan saja dengan ASEAN . ASEAN itu paling tinggi Filipina 12% kemudian Kamboja 10 Laos wuluh kemudian Thailand itu 7 dan baru dinaikkan jadi 10 ya ke Vietnam itu antara 5 sampai 10 ,jadi untuk secara umum itu 10 tapi ada yang 5%

Baca juga : Faisal Basri: Beras Kurangnya 600 Ribu Ton, Tapi Impornya 3 Juta Ton

Untuk kebutuhan pokok Singapura sinyal 7% Malaysia 6% Brunei 0% . Nah rasanya lebih elok kalau kita membandingkan dengan negara-negara yang agak setara lah ya bukan negara-negara maju itu dikembalikan

Myanmar itu dari 5 % lagi sampai 120% jadi dia progresif ya tapi basisnya 5 .Kalau dibandingkan memang terlalu jomplang GTA Pak.

Tapi kalau kita coba lihat kenakan PPN ini apakah memang sudah cukup signifikan terhadap kenaikan pendapatan negara kita ini anda lihatnya Seperti apa itu .

kira-kira menyumbang 500 triliun ya datanya tuh digabung data yang saya miliki ya digabung antara PPN digabung dengan ppnbm pajak penjualan barang mewah .Kalau pajak penjualan barang mewah itu banyak yang diturunkan bahkan di nol kan jadi totalnya kira-kira lima ratusan triliun

Jadi kalau dinaikkan dari 10 11% kira-kira pemerintah ya kasar ya hitungan kasar dapat tambahan 50 triliun . Oke kalau saya pemerintah saya tidak akan cari itu yang tambahan 50 triliun tapi akan saya cari yang lain kalau pemerintah pingin naik dan 50 triliun saya bisa sarankan bisa naik lebih dari 100 triliun dengan cara apa kenakan pajak ekspor batubara 25% . Kemudian hentikan text holiday untuk smelter nikel yang juga tidak bayar pajak ekspor. Jadi kalau kita kenakan pajak ekspor dan teknologi d nya dihapus karena tidak memenuhi syarat menurut saya kita bisa dapat 200 triliun . Batubara yang bebannya terhadap rakyat sangat kecil karena apa Karena gabungan rakyat ini sudah semakin tergerus .  Hal ini terlihat dari porsi simpanan rakyat di bank itu yang di bawah rp100.Juta  turun terus kemudian konsumsi masyarakat itu meliputi kira-kira 55% PDB ya jadi kalau dia naik sedikit harga ini kan pengaruhnya gaya akibatnya dia konsumsi turun pertumbuhan ekonomi akhirnya terganggu jadi efek berikutnya adalah semakin sulit pemulihan ekonomi dari yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi kalau tadi jadi dinaikan.

Bisa sebenarnya untuk pendapatan negara naik kalau dilihat dari PPN . Indonesia saat ini sudah cukup ideal atau tidak Kalau tidak elok dinaikkan atau justru mungkin dikurangi begitu ya supaya tumbuh lagi ngeliat , Begitu seperti daya beli yang kembali reda satu kajian terbaru yang baru dipublish akhir tahun lalu itu ada satu indikator yang saya coba pakai Layla yang namanya VAT productivity.

Yaitu produktivitas PPN menghitungnya itu penerimaan PPN sebagai pembilang dan penyebutnya itu tarif PPN dikali PDB . Jadi di sini tercermin kalau tarif PPN dikali PDB itu potensi PPN yang 100% kemudian dibandingkan dibandingkan dengan pendapatan nya.

Jadi pembantu pendapatan dibandingkan dengan potensinya ya jadi productivity . Negara paling bagus paling tinggi  Dalam hal ini adalah Vietnam kedua Kamboja ketiga Thailand , keempat ini bersama-sama ya Indonesia Filipina Singapura dan Laos. 

itu nantinya kalau produktivitas yang masih rendah masih banyak potensi yang belum tergali . Jadi ayo potensi-potensinya ini jangan bebas PPN untuk barang-barang yang tidak perlu . malah dibebaskan gitu atas nama keluhan investor atau pengusaha begitu nah.  Jadi dan jangan bandingkan dengan Singapura.

Singapura kan masih lebih rendah dari Indonesia yang walaupun tidak jauh tapi Singapura itu Kenapa PPN nya rendah karena sebagian besar produknya diekspor ini kalau semua produk yang diekspor ditunda kena PPN . jadi jangan bandingkan dengan Singapura , Harusnya dibandingkan dengan misi di ini dilihat dari struktur ekonominya kan vietnam-thailand kan lebih dekat ke Indonesia .

Antara keduanya dan produktivitas PPN kita masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tadi yang saya sebutkan jadi tolong kerja keras dulu pajaknya . Pak  berarti tidak ada sebenarnya untuk Indonesia menaikkan PPN di tahun ini apa ini tanggal 1 April besok apapun juga tetap akan tetap dinaikkan seperti harga mati begitu ya di tengah-tengah masa Ramadhan juga dimulai berita di mana kita sebenarnya berharap ada geliat daya beli yang cukup tinggi .

Anda mengira Seperti apa nih apa sebenarnya alasan dibalik pemerintah ngotot untuk naikin PPN ini Pak Faisal.

Dengan harapan mendapatkan kenaikan 50 triliun . Ini semua sama itu dinaikkan gitu ini terusik rasa keadilan kita gitu jadi tidak mengacu kepada yang mampu dulu lah gitu di genjot gitu

Walaupun ada memang untuk pajak pendapatan perseorangan ya dinaikkan batasan tingginya jadi 35% itu kan cuma segelintir orang lah . Tapi pajak perusahaan diturunkan bahkan tadinya mau diturunkan jadi 20% tapi ditunda atau bukan itulah dibatalkan ya dengan undang-undang undang-undang pajak yang baru . Tetapi undang-undang di undang-undang apa namanya omnibus itu rencananya tahun ini sudah 20% jadi mudah sekali memberikan keringanan itu kepada yang diatas . Akan tapi rakyatnya dibebankan terus yang ditambah lagi dengan harga diserahkan kepada pasar . Misalnya untuk minyak goreng ya kalau kalau rakyat itu harus diserahkan kepada pasar tapi kalau pengusaha-pengusaha insentif terus batubara royaltinya body 0% kan kalau diolah jadi DM atau gasifikasi batubara ya banyak sekali fasilitas teks-teks holiday macam-macam lah.

Demikian tanggapan Pakar Ekonomi menanggapi akan rencana kenaikan PPN menjadi 11% terhadap dampak kesekitarnya. Dikutip dari diskusi media TV CNBC .