Menyesal Hubungan dengan Rusia Memburuk,

Barat Akui Salah Janjikan Ukraina Masuk jadi Anggota NATO

Jakarta, law-justice.co - Dunia Barat dibuat sadar dengan invasi Rusia terhadap Ukraina bahwa pihaknya telah membuat kesalahan ketika menjanjikan keanggotaan NATO pada Ukraina.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrel mengakui hal tersebut dan tampak menyesal atas janji keanggotaan Ukraina dalam NATO.

Baca juga : Soal Pengenaan Bea Masuk Asam Lemak, Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO

Josep Borrel menyampaikan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV LCI pada Jumat, 11 Maret 2022.

Di mana dia mengungkapkan jika seharusnya pihaknya bisa bereaksi lebih baik terkait bergabungnya Ukraina ke dalam NATO.

Baca juga : Soal Baja Nirkarat, Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO

"Ada saat-saat kami bisa bereaksi lebih baik. Misalnya, kami mengusulkan hal-hal yang tidak dapat kami jamin, khususnya aksesi Ukraina ke NATO," ujar Josep Borrel.

Borrel juga mengakui jika pihaknya telah melakukan kesalahan dan tak seharusnya memberikan janji yang tidak dapat ditepati.

Baca juga : Jokowi Lawan Uni Eropa di WTO Aksi Lanjutan

"Ini tidak pernah disadari. Saya pikir membuat janji yang tidak dapat kami penuhi itu adalah kesalahan," tambah Josep Borrel.

Dia juga mengatakan jika Barat telah membuat kesalahan dan kehilangan kesempatan untuk membuat Rusia lebih dekat dengan pihaknya.

"Dengan demikian, kami kehilangan kesempatan untuk membawa Rusia lebih dekat ke Barat untuk mencegahnya," ungkap Josep Borrel dalam TASS seperti melansir Pikiran-Rakyat.com pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Diketahui bahwa pada 24 Februari 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan operasi militer khusus ke Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan bantuan Kepala Republik Donbass.

Putin sendiri menegaskan jika Moskow sama sekali tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Invasi yang mereka lakukan hanya bertujuan untuk "mendemiliterisasi dan mendekosifikasi" negara yang dipimpin oleh Volodymyr Zelenskyy tersebut.

Salah satu tuntutan utama Moskow adalah meminta agar Ukraina tetap netral seperti yang diungkapkan oleh Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia Sergey Naryshkin sebelumnya.

Tuntutan tersebut sangat penting bagi Rusia karena netralnya Ukraina akan menjadi "penghalang teritorial minimum" untuk menghalau serangan dari Barat.