Amien Rais Bongkar 3 Jenis Pembunuhan yang Dilakukan Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut sudah melakukan tiga jenis pembunuhan selama memimpin pada periode kedua. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais.

Adapun tiga jenis pembunuhan tersebut berkaitan dengan lingkungan hidup, pandemi Covid-19, dan soal demokrasi. Hal itu ia sampaikan dalam dialog kebangsaan bertema "Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa Indonesia" yang digelar Gerakan Bela Negara bekerja sama dengan DPD RI secara daring, Senin (14/3/2022).

Baca juga : Nisa Ratu Narkoba Aceh Dituntut Vonis Mati, Ini Detilnya

"Pertama, rezim Jokowi ini melakukan ekosida, sehinga pembiaran illegal loging dan deforestation terhadap hutan-hutan kita di hampir semua pulau besar terus berjalan," kata Amien Rais.

Dari pandangan Amien Rais, penggundulan hutan saat ini makin merata dan destruktif dibanding di masa pemerintahan sebelumnya. Hal kedua yang dipandang sebagai pembunuhan rezim Jokowi adalah soal penanganan pandemi Covid-19. Di mana angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat.

Baca juga : Kapolresta Manado Diperiksa Propam soal Bunuh Diri Brigadir RA

"Pembunuhan kedua, jumlah kematian gara-gara Covid-19 sekarang telah melampaui 151 ribu jiwa," lanjut mantan Ketua MPR RI ini.

Peningkatan angka kematian ini tidak diiringi dengan kebijakan efektif dari pemerintah. Kondisi itu berbeda dengan beberapa negara lain, seperti Brazil yang tegas terhadap kepala negara.

Baca juga : Diduga Gelembungkan Suara, Crazy Rich Surabaya Digugat di MK

Diceritakan Amien Rais, Komite Senat Brazil langsung membentuk pantia untuk menindak secara hukum Presiden Jair Bolsonaro karena dianggap telah melakukan genosida dan gagal menangani pandemi Covid-19.

"Ketiga, Pak Jokowi telah membunuh demokrasi. Istilahnya, Pak Jokowi telah melakukan demosida. Demokrasi telah ditenggelamkan, dibunuh, dikubur," kritik Amien Rais.

Pembunuhan demokrasi tercermin pada penguasaan DPR RI dan MPR RI yang mayoritas berasal dari partai pendukung pemerintah.

"Sehingga semua anggota menjadi `Yes Man` dan Yes Woman` pada apa saja yang diinginkan Pak Jokowi, dan Pak Jokowi telah melakukan political buying yang nyaris sempurna," tutupnya.