Sentil BNPT soal Ciri Penceramah Radikal, Muhammadiyah: Buat Gaduh!

Jakarta, law-justice.co - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu`ti menyatakan bahwa kriteria penceramah radikal yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hanya membuat kontroversi.

"Daftar dan ciri-ciri tersebut justru menimbulkan kontroversi dan kegaduhan yang tidak perlu," kata Abdul, Senin (7/3).

Baca juga : BNPT Dinilai Berhasil Hadirkan Situasi Kondusif di Idul Fitri

Dia menduga ciri-ciri penceramah radikal yang disebut BNPT itu nama-namanya sudah dikenal luas masyarakat. Bahkan, di antara penceramah itu turut memiliki akun media sosial dan materi ceramah yang pengikutnya berjumlah jutaan.

"Kriteria dan nama Ustaz yang radikal versi BNPT tidak akan berpengaruh kepada masyarakat," ucap dia.

Baca juga : Muhammadiyah & Mahfud Dukung Pendekatan Gereja Bebaskan Pilot Susi Air

Berangkat dari itu, Abdul menekankan pemerintah seharusnya terus menimbulkan sikap kritis kepada masyarakat.

Hal itu bertujuan agar masyarakat tak langsung mengikuti sembarangan penceramah dan bisa membandingkan satu dengan lainnya.

Baca juga : Meski Tak Ada Aksi Terorisme di 2023, BNPT: Tapi Sel Teroris Meningkat

"Sikap kritis dan cerdas inilah yang perlu ditanamkan kepada masyarakat," ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwakhid menerbitkan sejumlah ciri penceramah radikal. Langkah itu dilakukan setelah Presiden Joko Widodo menyindir keberadaan pendakwah radikal dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri baru-baru ini.

Ahmad menyampaikan beberapa ciri penceramah radikal yakni antipemerintah. Lalu, penceramah itu selalu menyebarkan kebencian dan fitnah terhadap pemerintahan yang sah.

Para pendakwah radikal juga disebut BNPT selalu menyebarkan paham khilafah dan menanamkan paham antipancasila.

BNPT juga menyebut penceramah Radikal mengajarkan paham takfiri atau mengafirkan pihak yang berbeda paham ataupun agama. Para penceramah itu pun memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungannya.