Roman Abramovich Haramkan China dan Arab Saudi Beli Klub Chelsea

Jakarta, law-justice.co - Roman Abramovich enggan menjual Chelsea ke investor asal China dan Arab Saudi lantaran masalah politis.

Seperti melansir cnnindonesia.com, Abramovich yang sedang didesak untuk mendapat sanksi di Inggris lantaran rumor kedekatan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, berniat menjual klub asal ibu kota Inggris yang sudah ia kuasai sejak 2003.

Baca juga : Netizen Geram Pemain Uzbekistan Jadi Kiper Terbaik Piala AFC U-23

Triliuner pemilik pabrik baja itu, diketahui oleh sumber terpercaya, tak akan melepas Chelsea kepada orang-orang China dan Arab Saudi karena ada resistensi di Inggris jika sosok baru penguasa The Blues berasal dari dua negara tersebut.

Lantaran hal tersebut, Abramovich dilaporkan meminta Joe Ravitch membeli Chelsea. Ravitch adalah salah satu pendiri bank investasi Raine Group LLC.

Baca juga : WHO : Invasi Israel ke Rafah Bisa Jadi Pembunuhan Massal

"Kami tidak akan terburu-buru. Sangat penting bahwa Chelsea memiliki pemilik yang tepat untuk membimbing klub ke depan," kata Ravitch.

Untuk memperlancar proses penjualan saham klub ini taipan Rusia tersebut membentuk sebuah yayasan.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Anggaran Pilkada 2024 Dijamin Tidak Macet

Yayasan ini akan menerima keuntungan penjualan saham klub, yang nantinya dibagikan untuk korban perang di Ukraina.

Diperkirakan keuntungan yang akan didapat Abramovich dari penjualan ini sekitar $4 miliar atau 3 miliar pounds. Proses penjualan ini diyakini akan rampung selama sebulan ke depan.

Sejak Abramovich berkeinginan menjual saham klub, sejumlah tawaran telah masuk. Beberapa di antaranya adalah tawaran 2,5 miliar pounds. Pada 2003 Abramovich membeli Chelsea dengan dana 140 juta pounds.

Todd Boehly, pengusaha asal Amerika Serikat pemilik saham klub bisbol LA Dodgers dan tim basket LA Lakers, disebut mengajukan tawaran. Boehly bekerja sama dengan pengusaha asal Swiss, Hansjorg Wyss.