PBNU Dibawah Pimpinan Gus Yahya Disebut Milik Partai, Terutama PDIP

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai Struktur kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah berubah.

Menurut Adi, struktur kepengurusan PBNU di bawah komando Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memiliki corak politik yang berbeda dari kepemimpinan sebelumnya, Said Aqil Siradj.

Baca juga : Hasto: Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi Sejalan dengan PDI Perjuangan

Dalam pengamatan Adi, PBNU sebelum dipimpin Gus Yahya selalu diasosiasikan milik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kini corak politik PKB tak lagi kental sejak struktural PBNU masa khidmat 2022-2027 dikukuhkan di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (31/1/2022) lalu.

Baca juga : PDIP Buka Pendaftaran Bakal Cagub dan Cawagub Jakarta Mulai 8 Mei

Dalam momentum tersebut, Adi berpandangan implementasi dari pernyataan Gus Yahya menegaskan sikapnya tak ingin PBNU dijadikan alat politik untuk PKB.

PKB diketahui saat ini dipimpin oleh Abdul Muhaimin Iskandar atau biasa dipanggil Cak Imin.

Baca juga : Habib Bahar bin Smith Senang Suara PDIP di Pilpres 2024 `Nyungsep`

“Apalagi beberapa waktu lalu PBNU menegur keras Cak Imin karena memamerkan dukungan sejumlah PWNU di Jawa Timur, itu disebut menyalahi etika politik di PBNU,” ujarnya pada wartawan Rabu (2/2/2022)

Dijelaskan pengamat politik ini, contoh sikap konkret PBNU sekarang juga terlihat dari tamu undangan yang hadir dalam acara pengukuhan yang dirangkai bersamaan dengan perayaan harlah ke-96 NU.

Menurutnya, PBNU kini sudah diklaim oleh banyak pihak, salah satunya PDIP.

“PBNU sekarang ini sudah bisa diklaim oleh banyak partai. Salah satunya tentu ada PDIP,” ungkapnya.

Atas dasar itu, Adi memprediksi bahwa wajah PBNU saat ini bakal memberikan keuntungan bagi salah satu partai politik, yakni PDIP.

Alasannya, lanjut Dosen Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini, dalam momentum pengukuhan kepengurusan PBNU turut hadir Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Selain Puan, juga turut hadir Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memang sudah punya kedekatan dengan kaum Nahdliyin.

Hal ini, kata Adi, tentu berkaitan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

“Jadi kalau saya lihat begitu, wajah baru PBNU dalam banyak hal merugikan PKB dan Cak Imin. Tentu saja Puan ini orang yang dijagokan juga untuk maju Pilpres,” tandasnya.

Untuk diketahui, Gus Yahya resmi menjadi Ketua PBNU periode 2021-2026. Hal itu berdasarkan suara yang diperoleh Gus Yahya (337 suara) di putara keduan dalam Muktamar ke-34 NU, Lampung pada Jumat, 24 Desember 2021 lalu.

Sementara itu, Said Aqil Siradj yang disebut-sebut akan kembali menjadi Ketua PBNU hanya meraih 210 suara.

 

Tags: PBNU | Gus Yahya | PDIP |