Megawati Singgung Benalu saat Pandemi Covid-19

Jakarta, law-justice.co - Pandemi Covid-19 ternyata dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mencari keuntungan. Hal itu disinggung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Saya juga melihat masih saja ada kelompok politik memancing di air keruh mereka memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah," kata Megawati dalam peringatan hari ulang tahun ke-49 PDIP, disiarkan kanal Youtube PDI Perjuangan, Senin (10/1).

Baca juga : Terungkap, Ini Alasan PDIP Tarik Ulur Pertemuan Megawati dan Prabowo

"Ada juga kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya atas nama pandemi mereka masih saja mencari keuntungan materi," lanjutnya.

Namun demikian, Presiden kelima RI ini tak merinci siapa saja pihak-pihak tersebut.

Baca juga : Senyum Dibilang PDIP Bukan Kader Lagi, Jokowi: Terima Kasih!

Mega hanya menyebut ada pihak yang sering menyerang Presiden Joko Widodo terkait semua masalah sambil mengolok-oloknya dengan sebutan "kodok".

"Saya ingat waktu di istana penutupan Paskibra. Saya kan ngomong, spontan saja, bayangkan, Presiden kita lho dibilang Pak Jokowi kodok lah, apa lah," tuturnya.

Baca juga : Menafikkan Konstitusi, Masinton: Jokowi Tak Perlu Bertemu Megawati

"Tapi saya bilang sama beliau `sudah bapak, enggak perlu masuk ke hati, saya berada di belakangmu dengan seluruh yang namanya anak-anak dari PDIP`," ujar Mega.

Ia pun mengaku kesal dengan pihak yang ikut memilih presiden namun tak bertanggung jawab atas pilihannya dalam kondisi apa pun.

"Yang paling saya itu enggak suka, milih-milih presiden kita sendiri tapi kalau udah enak saja. Lho kan mestinya, siapa suruh kenapa kamu milih dia? Ini kan jadi kan apa ya tidak ada itu tadi dedikasi gitu," cetusnya.

Sebelumnya, beberapa kali Megawati menyebut ada kelompok yang begitu kontra dengan pemerintahan Presiden Jokowi. Pada Agustus 2021, dia menyatakan tidak terima saat pengkritik menyebut Jokowi sebagai kodok.

Mega mengaku menangis mendengar hujatan tersebut. Dia pun melabeli orang-orang anti-Jokowi itu sebagai pengecut dan tak punya moral.

Sejumlah pengamat pun menilai ada beberapa pihak yang mengambil keuntungan saat pandemi, misalnya pejabat negara yang diduga berbisnis tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan vaksin.