Refly Harun soal Pidato Giring:

Enak Kritik Anies Tak Ada Resiko, Jika Sentil Orang Istana Dipolisikan

Jakarta, law-justice.co - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun buka suara soal pernyataan Ketua Umum PSI, Giring Ganesha yang menyebut bahwa Indonesia akan suram apabila dipimpin oleh seorang pembohong.

Dia menilai pernyataan itu tertuju pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebab, menurutnya, hal tersebut menjadi rahasia umum jika PSI mengkritik mantan menteri pendidikan itu.

Baca juga : Kasus Mayat dalam Koper di Bekasi, Pelaku Sempat Setubuhi Korban

“Nah, enaknya mengkriti Anies itu, tidak akan ada konsekuensi apa-apa. Akan tetapi kalau menyentil orang dari pihak istana langsung dilaporkan,” ujar Refly seperti melansir genpi.co.

Meski begitu kata dia, apapun pernyataan dan sikap politik Giring Ganesha harus tetap dihargai. Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi.

Baca juga : Ketika Buruh Telah Dibohongi (Bagian I)

“Mengenai sikap politiknya Giring, ya, dihargai saja. Artinya, PSI sudah patah arang dengan Anies Baswedan,” katanya.

Tidak hanya itu, dalam menghargai pendapat, dirinya mengimbau Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menciptakan suasana dan iklim demokrasi di tanah air.

Baca juga : Terkait Kasus Pembunuhan, Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup

“Sah saja kalau orang berpendapat dan mengambil sikap politik. Walaupun tidak menyebut secara langsung, tapi agak aneh. Orang Anies belum memerintah, kok, dia sudah jadi oposisi?” katanya.

Namun demikian, Refly menilai konsistensi PSI yang tetap ingin menjadi oposisi bagi Anies Baswedan tetap penting.

Sehingga, menurutnya, PSI bisa menjadi partai oposisi dan menjadi pengawas apabila Anies Baswedan berhasil menjadi presiden pada 2024.

“Luar biasa (PSI) beroposisi tidak pada pemerintahan yang sah, tapi terhadap gubernur saja. Oleh karena itu dibilang Partai Seputaran Ibu Kota,” tandasnya.