Pilpres 2024 Disebut Bakal Diwarnai Pertarungan Kinerja dan Baliho

Jakarta, law-justice.co - Maraknya baliho tokoh politik di sejumlah wilayah menjelang Pilpres 2024 diyakini akan sulit untuk dihentikan karena semua calon presiden (Capres) berlomba mengerek elektabilitas dan popularitasnya.

Promosi para tokoh politik melalui baliho itu sebagai upaya ingin memenangkan pada hajatan lima tahunan.

Baca juga : Dibanding Ngemis Gabung Pemerintah, PKS Lebih Baik Oposisi Bareng PDIP

Namun demikian, masyarakat nantinya akan menilai dua kelompok Capres di 2024. Yakni kelompok Capres baliho dan Capres berbasis kinerja.


Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti saat menjadi narasumber dalam webinar yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Adil dan Demokratis (GIAD) bertajuk "Wabah Baliho Capres Di Tengah Pandemi" pada Senin (2/8/2021).

Baca juga : PKS: `Dissenting Opinion` MK, Momentum Perbaiki Kualitas Pemilu

"Akan sulit menghentikan perlombaan pembuatan baliho ini. Semuanya ingin menang. Untuk mendapatkan popularitas bisa dilakukan dengan dua hal. Pertama dengan memobilisasi iklan, sekarang baliho, nanti iklan di Medsos, elektronik, tinggal menunggu waktu itu akan muncul. Kedua, berbasis pada kinerja," kata Ray Rangkuti.

"Saya menyebut perlombaan capres ini dalam dua varian, Capres baliho dan Capres berbasis kinerja," imbuhnya menegaskan.

Baca juga : MK Terima 297 Permohonan Gugatan Pileg, PPP Terbanyak

Ray Rangkuti lantas mengurai ciri-ciri Capres baliho dan Capres berbasis kinerja.

Menurutnya, Capres baliho seperti yang disaksikan oleh seluruh masyarakat saat ini yaitu para politikus yang sudah memasang baliho di sejumlah daerah.

"Umumnya datang dari Parpol, ketua-ketua parpol, dan sebagian besar mereka ikut di dalam koalisi Pak Jokowi," tuturnya.

Sementara itu, untuk Capres berbasis kinerja sendiri datang dari para Gubernur di Indonesia yang digadang-gadang bakal nyapres di 2024.

Selain itu, kata Aktivis `98 ini para tokoh nasional yang akan maju lewat jalur independen pada Pilpres nanti.

"Bahkan ada yang gak punya partai, dan tokoh-tokoh nasional yang muncul dari pergulatan harian mereka dengan masyarakat. Sebut saja misalnya Rizal Ramli dst," ucap pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

"Dua pergulatan ini akan mewarnai kompetisi pencapresan dalam 2024 yang akan datang. Capres baliho dan Capres kinerja," imbuh dia.


Selain Ray Rangkuti, narasumber lain dalam webinar tersebut yakni Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, Aktivis JPPR Alwa Ola Riantobi, Analis Politik dari DEEP Yusfitriadi, AktiVis KIPP Kaka Suminta, dan dimoderatori oleh Direktur Formappi Lucius Karus.