Jakarta, law-justice.co - Menko Kemaritiman dan Ivestasi Luhut Pandjaitan mengaku bangga karena Indonesia dipuji oleh negara lain. Hal itu terkait dengan komitmen mengatasi climate change atau perubahan iklim.
Kata Luhut, pemerintah kini tengah fokus dalam pengembangan ekonomi berbasis kemaritiman melihat potensi besar bidang kelautan. Arah kebijakan Indonesia juga sudah mengarah ke ekonomi berbasis maritim.
Fokus basis kemaritiman ini karena Indonesia memiliki potensi yang besar dimana 75% wilayah adalah perairan, Indonesia juga memiliki 2,5 juta hektare lahan terumbu karang, juga 3,3 juta hektare lahan bakau.
"Ini dipuji negara, karena peduli dengan climate change dan laut punya peran besar dalam konteks ini, hal hal tersebut menjadi pengelolaan potensi perekonomian kemaritiman jadi sangat besar, terdapat program yang harus dikerjakan untuk mengelolanya, di antaranya dari ekonomi biru. Ini sedang kita kembangkan dan implementasikan," katanya dalam webinar Kadin, Jumat (7/5/2021).
Luhut mengatakan pengembangan ekonomi maritim menjadi keunggulan memperkuat struktur ekonomi untuk tujuan pembangunan nasional. Dimana agenda pemerintah juga ingin mengganti sumber energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT). Sehingga tercapai target zero net emission pada 2060.
Salah satu aksi nyata yang dilakukan dengan mengaliri listrik bersih dari pembangkit EBT ke berbagai daerah. Menurut Luhut seperti yang dilakukan pada integrated industry berbasis hydro power di Kalimantan Utara.
"Kemungkinan ini integrated industry terbesar di dunia karena luasan 12.500 hektare, kita berharap bisa ground breaking di tahun ini, ada 11 ribu megawatt yang akan kita gunakan," jelas Luhut.
Selain itu untuk mendukung industri produk perikanan, pemerintah tengah membangun pengelolaan lumbung ikan nasional di Ambon yang diharapkan konstruksi mulai pada akhir tahun. Menurut Luhut ini juga bisa menjadi solusi saat ini ketimpangan ekonomi di Indonesia bagian timur dengan barat.