Terus Dikritik kerena Utang, Begini Jawaban Tegas Sri Mulyani

Jakarta, law-justice.co - Kritikan soal banyaknya utang terus diarahkan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tak tahan, dia pun kini menjawabnya.

Dia lantas membandingkan utang publik banyak negara dengan Indonesia pada 2020 atau saat pandemi COVID-19 melanda. Ia menyebut utang negara lain banyak yang telah menembus angka 100 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.

Baca juga : Menteri Keuangan Sri Mulyani Akui Bea Cukai Kadang Ganggu Kenyamanan

Kondisi itu, ditegaskannya, akibat upaya pemerintah di banyak negara yang membutuhkan dana besar untuk menggerakkan ekonomi di tengah penyebaran wabah COVID-19.

"Di berbagai negara bahkan (rasio utang) sudah tembus 100 persen dari PDB-nya. Sebagian besar lagi sudah di atas 60 persen," kata Sri saat konferensi pers, Rabu (6/1/2021).

Baca juga : Usai Ramai Keluhan Netizen, Ini 3 Instruksi Sri Mulyani ke Bea Cukai

Sri menuturkan, negara-negara yang utang publiknya tembus di atas 100 persen terhadap PDB-nya di antaranya, Amerika Serikat 131,2 persen dan Prancis mencapai 118,7 persen.

"Jadi Amerika Serikat, Prancis, di atas 100 persen proyeksi tahun ini untuk utang publiknya," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca juga : Menteri Keuangan Ungkap soal Untung-Rugi Rupiah Ambrol ke Rp16.000

Setelah kedua negara itu, Jerman mencapai 73,3 persen terhadap PDB-nya, China mencapai 63,3 persen dan India sudah tembus di level 69,3 persen.

Untuk negara-negara tetangga Indonesia, kata Sri, Singapura telah tembus 131,2 persen, Malaysia 67,6 persen dan Thailand 50,4 persen.

Adapun untuk Indonesia, berdasarkan catatannya baru mencapai 38,5 persen, jauh di bawah Filipina sebesar 48,9 persen dan Vietnam 46,6 persen terhadap PDB-nya.

"Ini situasi yang kita hadapi. Namun Indonesia akan terus keep up untuk selalu relatif lebih baik merespons lebih efektif, sehingga perekonomian dan masyarakat kita bisa bangkit kembali," ucap dia.