Geram soal Kartun Nabi di Prancis, Putin: Hina Perasaan Orang Beragama

Jakarta, law-justice.co - Presiden Rusia, Vladimir Putin buka suara soal pembuatan kartun Nabi Muhammad di Prancis beberapa waktu lalu.

Dia mengkritik keras aksi tersebut. Menurut dia, rentetan kejadian itu menunjukkan multikulturalisme telah gagal di Barat.

Baca juga : Pecahkan Rekor Jenderal Termuda, Ini Sosok Brigjen Aulia Dwi Nasrullah

Dalam konferensi pers akhir tahunannya pada Kamis (17/12/2020), pemimpin Kremlin ini mempertimbangkan debat seputar kebebasan berbicara dan hak-hak umat beragama. Dia mengatakan benturan budaya adalah masalah eksistensial di Barat.

"Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?,” tanya Putin, seperti melansir wartaekonomi.co.id.

Baca juga : Cemas Ditahan ICC soal Gaza, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Setop Israel

"Mereka yang bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," papar Putin.

Pekan lalu, Putin menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memulai diskusi melalui organisasi internasional tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan mereka yang menghina kepercayaan orang-orang beragama, dan mereka yang memicu kebencian dan konflik antaragama.

Baca juga : Seorang Siswi SMP di Jambi Digilir 8 Pemuda di Lapangan Bola

Para pejabat sekarang akan menyusun laporan tentang rencana tersebut pada awal Maret tahun depan.

Komentar Putin itu muncul setelah tujuh pria asal Chechnya didakwa di Prancis atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan dan pemenggalan guru sekolah Samuel Paty di Paris pada bulan Oktober.

Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran Abdullakh Anzorov, 18, karena mempertunjukkan serangkaian kartun Nabi Muhammad di kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya juga memicu kontroversi di seluruh dunia Islam setelah insiden tersebut, dengan memberikan penghormatan kepada Paty sebagai "pahlawan yang diam" dan "wajah Republik".

Sejumlah negara Muslim mengumumkan boikot produk Prancis, dengan beberapa demonstran turun ke jalan untuk membakar patung yang menggambarkan sosok Macron.