Ini Sosok Habib Luthfi bin Yahya, Ulama Karismatik yang Dihina Maaher

Jakarta, law-justice.co - Usai Soni Eranata alias Ustaz Maaher At-Thuwailibi ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, nama Habib Luthfi bin Yahya menjadi sorotan publik.

Maaher diduga menghina Habib Luthfi dalam akun sosial media pribadinya.

Baca juga : Permainan Mengagumkan, Timnas Indonesia U-23 Dapat Bonus Rp23 Miliar

Seperti melansir cnnindonesia.com, Habib Luthfi bin Yahya dikenal sebagai ulama tersohor di Indonesia dan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI periode 2020-2025.

Ulama yang memiliki nama lengkap Maulana al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya itu berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Dia sendiri tercatat sebagai anggota Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak 2015 silam.

Baca juga : Bobby Nasution Resmi Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Dia sering disebut dengan `Habib Luthfi Pekalongan`. Pria kelahiran Pekalongan 10 November 1946 itu sampai saat ini masih berdomisili di Pekalongan, Jawa Tengah.

Dia kerap menggelar dan memfokuskan acara pengajian dan acara kajian Islam di wilayah Pekalongan selama ini.

Baca juga : Anies Baswedan Nyatakan Bakal Rehat Politik Sejenak

Habib Luthfi kecil lahir dan tumbuh dari seorang keluarga Habib yang tersohor. Sang ayah, Habib Hafidz Ali al-Ghalib langsung yang memberikan pendidikan agama kepada Habib Luthfi.

Setelah itu, Habib Luthfi mengenyam pendidikan di beberapa pesantren di Jawa Tengah, Indramayu dan Cirebon. Dia melanjutkan studinya ke Mekah, Madinah dan negara-negara lainnya.

Nama Habib Luthfi juga dikenal sebagai pengasuh atau Ra`is `Am Jami`iyyah Ahlu Thariqah al Mu`tabarah an Nahdiyah (Jatman) sampai saat jni. Diaa menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah pada 2005-2010.

Habib Luthfi pun mendirikan Ahli Thoriqoh al-Mu`tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN). Satu organisasi tarekat yang disediakan untuk kelompok pelajar di kalangan mahasiswa.

Melalui berbagai majelis-majelis, Habib Luthfi menyebarkan dan mengajarkan model keislaman yang moderat kepada para jemaahnya selama ini. Selalu berkomitmen untuk menjaga persatuan dalam perbedaan yang ada di masyarakat.

Habib Luthfi juga pernah mengatakan bahwa bela negara adalah kewajiban bagi umat Islam. Dia menyampaikan itu saat berpidato di forum Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah 2016 lalu.

"Wahai bangsaku, rela kah negeri kita ini terpecah belah? Jika tidak, ikuti kata-kata saya, bismillahirrahmaanirrahim, asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah, radhiina billahi robba, wa bil islaami dina, wabi muhammadin nabiyya wa rasula. Kami berikrar, bela negara adalah wajib, bela negara adalah wajib, bela negara adalah wajib!"

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) RI periode 2019-2025 lalu, Ryamizard Ryacudu memberikan Habib Luthfi sebuah julukan yakni Habib NKRI.

Tak hanya dikenal di tanah air, kiprah Habib Luthfi turut di kenal di dunia Islam Internasional. Pada April 2019 lalu, ia dinobatkan sebagai Ketua Forum Sufi Internasional secara aklamasi dalam Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah.

Bahkan, The Royal Islamic Strategic Studies Centre, Jordania, suatu lembaga riset independen asal Jordania turut menobatkan Habib Luthfi sebagai 50 tokoh Islam paling berpengaruh di dunia pada 2019 lalu.

Namanya bertengger bersama dua nama lain dari Indonesia yakni Ketum PBNU Said Aqil Siradj dan Presiden Joko Widodo.