Sempat Dibawa ke Jakarta, Menhir Ini Tiba-tiba Hilang & Balik ke Papua

Jakarta, law-justice.co - Tanah Papua memiliki situs megalitikum yang sakral, namanya Situs megalitikum Tutari. Situs ini terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.

Dari Bandara Sentani, dapat dicapai hanya perlu 15 menit dengan kendaraan motor atau mobil.

Baca juga : Deretan Fakta Terkini soal Kasus Pembunuhan PSK di Bali

Seperti melansir detik.com, situs ini mudah dijangkau karena berada di kawasan Bukit Tutari, tepi Danau Sentani bagian barat. Dengan latar belakang Danau Sentani, situs ini sangat instagrammable.

Seluruh permukaan Bukit Tutari dipenuhi bongkahan-bongkahan batu berwarna hitam. Sebagian batu-batu ini terdapat lukisan di permukaannya.

Baca juga : Diungkap Jubir, Ini Maksud Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang Toxic


Menhir di Bukit Tutari (detik).

Lukisan ini merupakan peninggalan Suku Tutari pada masa prasejarah. Dibuatnya dengan cara menggores. Suku Tutari sendiri dianggap sudah punah. Motif yang digoreskan yaitu flora dan fauna Danau Sentani, manusia, benda budaya dan geometris.

Baca juga : Soal Polemik Wacana Presidential Club yang Diinginkan Prabowo

Di puncak Bukit Tutari terdapat batu tegak atau menhir. Menhir berada di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut.


Pemandangan Menhir di Bukit Tutari. (detik).

Menhir itu berjumlah 110 buah. Puncak Bukit Tutari ini dipercaya sebagai tempat yang paling sakral, tempat bersemayamnya roh nenek moyang.

Ada kisah unik di puncak bukit ini. Pada tahun 1990-an, ada yang mengambil satu batu menhir dan dibawa ke Jakarta. Sampai di Jakarta, menhir ini tiba-tiba hilang, kemudian dicari tidak ketemu.

Setelah dilacak ke Jayapura, ternyata menhir ini sudah kembali ke tempat semula di puncak Bukit Tutari. Menhir yang tiba-tiba kembali ini kemudian oleh masyarakat Kampung Doyo Lama dianggap sebagai spesial.

Ada kepercayaan yang berkembang di sana, bagi siapa saja yang mampu mengangkat menhir ini dan terasa ringan maka keinginannya terkabul. Jika tidak maka sebaliknya.