Ramalan Mengerikan Bill Gates soal Kondisi Pasca Pandemi Covid-19

Jakarta, law-justice.co - Selain karena salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates juga dikenal dunia karena kerap memprediksikan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Salah satunya adalah soal virus Corona yang sudah dibicarakannya jauh sebelum muncul di Kota Wuhan, China pada akhir 2019 lalu.

Kali ini, pendiri Microsoft itu kembali memprediksi bahwa virus Corona akan mengubah cara orang bepergian dan melakukan bisnis, bahkan setelah pandemi selesai. Gates menambahkan bahwa akan ada lebih dari 50 persen perjalanan bisnis hilang dari sebelumnya.

Baca juga : Tunjuk Indonesia, Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat Bumi

"Prediksi saya adalah bahwa lebih dari 50 persen perjalanan bisnis dan lebih dari 30 persen hari di kantor akan terlewat," kata Gates kepada Andrew Ross Sorkin selama konferensi Dealbook New York Times.

Usai pandemi, Gates memprediksikan bahwa akan ada ambang batas yang sangat tinggi untuk melakukan perjalanan bisnis sekarang karena bekerja dari rumah lebih memungkinkan. Bahkan, prediksi Gates, beberapa perusahaan bisa lebih ekstrem untuk mengurangi pertemuan tatap muka.

Baca juga : Bill Gates: AI Bisa Bikin Manusia Hanya Kerja 3 Hari dalam Seminggu

Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Rabu (18/11/2020) Gates, yang telah bekerja untuk memberikan vaksin Virus Corona mengatakan bahwa kini ia memiliki jadwal yang lebih sederhana karena pandemi membuat dia tidak bepergian untuk bisnis.

Filantropis dan eksekutif teknologi yang tampil bersama CEO Pfizer Albert Bourla ini mengatakan bahwa dia sudah mengadakan lima pertemuan virtual tahun ini dengan eksekutif farmasi. Meski demikian, para eksekutif Microsoft memprediksi bahwa perjalanan bisnis akan pulih kembali usai pandemi.

Baca juga : Pandemi Covid-19 Resmi Berakhir, Jokowi: Indonesia Masuk Endemi

"Kami yakin bahwa saat kami kembali ke langit, rute perjalanan akan dilanjutkan pada tingkat yang sebelumnya," kata Judson Althoff, wakil presiden eksekutif bisnis komersial Microsoft di seluruh dunia.