Strategi Desa Wisata Berbenah Menjaring Pengunjung di Masa Pandemi

Purbalingga, Jawa Tengah, law-justice.co - Masa transisi pembatasan sosial skala besar menjadi periode yang "menyenangkan" bagi para pengelola desa wisata. Maklum, selama pandemi, laiknya tempat pelesiran lain, desa wisata juga tidak beroperasi untuk menghindari penularan virus korona baru.

Saat ini, beberapa desa wisata sudah mulai menerima wisatawan lagi. Salah satunya adalah Desa Wisata Umbul Ponggok di Klaten, Jawa Tengah. Mulai 27 Oktober 2020, Umbul Ponggok kembali beroperasi, setelah selama delapan bulan tutup akibat pandemi.

Baca juga : Sandi Ungkap Efek Buruk Rupiah Anjlok Hampir Rp17 Ribu Bagi Pariwisata

Menurut Suyantoko, Kepala Divisi Wisata Berdesa BUMDes Tirta Mandiri Ponggok, akibat lama tidak beroperasi, Umbul Ponggok kehilangan pendapatan hingga Rp 18 miliar. Ia pun berharap, pembukaan kembali Umbul Ponggok bisa secara perlahan menutup kerugian tempat wisata ini.

Untuk mencegah penularan virus korona, pengelola Umbul Ponggok menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Misalnya, mereka membatasi jumlah pengunjung maksimal 20% dari total kapasitas yang mencapai 1.000 orang atau menjadi 200 orang per hari. "Waktu kunjungannya juga kami batasi, maksimal dua jam," kata Suyantoko.

Baca juga : Soal Iuran Pariwisata via Tiket Pesawat, Ini Respons Sandiaga Uno

Kemudian, di dalam areal Umbul Ponggok juga mengalami penataan. Ambil contoh, para pedagang yang biasanya tersebar di beberapa titik, sekarang berada di dalam satu kawasan.

Tak lupa, pengelola rutin membersihkan semua area Umbul Ponggok dengan disinfektan sebelum buka dan sesudah tutup. Sarana penunjang protokol kesehatan juga sudah tersedia, seperti tempat cuci tangan dan penanda jaga jarak.

Baca juga : Respons Sandiaga Uno soal Protes Inul dkk Pajak Hiburan Jadi 40 Persen

Dengan tambahan fasilitas itu, BUMDes Tirta Mandiri Ponggok, selaku pengelola taman wisata itu, merogoh anggaran Rp 30 juta. Harapannya, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah virus korona, pengunjung datang kembali ke Umbul Ponggok.

Kalau biasanya Umbul Ponggok bisa mendatangkan omzet Rp 800 juta per bulan, kini pengelola menurunkan target menjadi Rp 450 juta sampai akhir tahun ini.
Berbeda dengan Umbul Ponggok, Desa Wisata Tanalum di Purbalingga, Jawa Tengah, yang menawarkan wisata alam termasuk air terjun, sudah lebih dulu buka, pada akhir Juli lalu.

Tapi, menurut Mohamad Nur Fatah, Ketua Pokdarwis Argo Wisata Lestari Desa Tanalum, jumlah pelancong yang datang belum sebanyak sebelum pandemi. Padahal tiket masuk di tempat wisata ini cuma Rp 5.000 saja.

Meski begitu, pengelola Desa Wisata Tanalum tidak patah arang. Mereka juga menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan sarana cuci tangan, dan petugas menggunakan alat pelindung diri. Tujuannya, supaya para pengunjung merasa aman saat pelesiran di desa wisata.