Pastor Ini Dipergoki Sedang Threesome dengan 2 Wanita di Altar Gereja

Jakarta, law-justice.co - Petugas keamanan menangkap seorang pastor asal Louisiana, Amerika Serikat, ditangkap karena diduga merekam dirinya sedang berhubungan seks dengan dua wanita di altar gereja katolik, Kamis pekan lalu.

Seperti melansir suara.com, pastor itu diidentifikasi bernama Travis Clark. Saksi melihat aksi tak senonoh sang pastor pada 30 September tahun lalu.

Baca juga : Bank BNI Buka Lowongan Kerja 2024 Terbaru, Begini Syaratnya

Saat tengah berjanan kaki di sekitar Gereja Katolik Roma Saints Peter dan Paul di Pearl River, saksi melihat Travis Clarck tengah melakukan threesome dengan dua wanita dominatrik.

Pelapor yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa sang pastor dalam keadaan setengah telanjang dan berhubungan seks dengan dua perempuan yang mengenakan korset dan sepatu bot hak tinggi.

Baca juga : Meneropong Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Geopolitik Global

Altar juga dihiasi dengan lampu panggung, beberapa sex toys, dan handphone yang dipasang di tripod yang merekam aksinya.

Saksi merekam video tentang trinitas yang tidak suci itu, kemudian menelepon polisi.

Baca juga : Ikut Sidang Sengketa Pileg, Arsul Sani Dinilai Tidak Langgar Aturan

Polisi menangkap pastor Clark bersama dengan dua wanita pemuas di altarnya, Mindy Dixon (41) dan Melissa Cheng (23). Dia didakwa atas tuduhan pencabulan.

Para wanita tersebut dilaporkan memberi tahu polisi bahwa mereka berada di gereja untuk memfilmkan "permainan peran" dengan pendeta itu.

Polisi memutuskan bahwa semua yang terjadi malam itu atas dasar suka sama suka, tetapi menangkap ketiganya atas tuduhan cabul karena mereka terlihat oleh publik.

Dixon yang juga seorang aktris film dewasa, telah memposting di media sosial sehari sebelum melakukan aksinya.

Dia mengatakan akan pergi ke daerah New Orleans untuk bertemu dengan dominatrix lain untuk "mencemari rumah Tuhan."

Uskup Agung Keuskupan Agung New Orleans mengunjungi gereja tersebut untuk melakukan ritual yang akan mengembalikan kesucian altar.

Pendeta Clark, yang ditahbiskan pada 2013, diskors dari keuskupan agung setelah penangkapannya.