Satu Hal Ini Jadi Penyebab Tingginya Kasus Covid di Kemenkes

Jakarta, law-justice.co - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya mebongkar penyebab tingginya angka kasus Covid-19 di lembaganya. Penyebab utamanya adalah karena Kemenkes menjadi yang terdepan dalam menangani Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto.

Baca juga : KPK Masukkan Eks Kadis PUPR Papua ke Lapas Sukamiskin

"Itu pegawai Kementerian Kesehatan, kamu tahu ada di mana mereka selama Covid? Yang membantu KKP, yang membantu pekerja migran, yang membantu Rumah Sakit Atlet, itu semua orang Kementerian Kesehatan, yang kantornya di Kuningan, tapi nggak pernah ngantor di Kuningan," kata Yuri seperti dilansir daari detikcom, Jumat (18/9/2020).

Yuri mengatakan pegawai Kemenkes-lah yang selama ini berada di garis terdepan memeriksa tenaga migran hingga melakukan tracing dan swab di lapangan. Bahkan pegawai Kemenkes tidak hanya berhadapan dengan pasien, tapi juga langsung dengan virus Corona.

Baca juga : Bahlil : Realisasi Investasi Kuartal I-2024 Capai Rp 401,5 Triliun

"Nah, kalau mereka jadi pekerja migran di KKP, meriksa semua pekerja migran yang masuk, mereka yang laksanakan swab, dia yang melakukan tracing, kan mereka itu yang bekerja seperti itu," ucap Yuri.

"Yang tracing di depan, yang laksanakan swab, yang kemudian di KKP tahu sendiri kan, mereka yang pertama kali meriksa dan pertama nerima, dengan beban pekerjaan yang sebegitu tingginya. Litbangkes itu bahkan setiap hari nggak ketemu pasien, tapi ketemu virus, karena mereka petugas lab yang meriksa virus," lanjut dia.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

Yuri pun mengatakan memang sejak Mei sudah banyak pegawai Kemenkes yang terpapar Corona. Namun saat ini sudah banyak yang kembali sehat dan bekerja seperti biasa.

"Begitu maksudnya dan itu mulai dari Mei sudah ada, dan sebagian besar sudah negatif, malah sudah dinas lagi ke KKP lagi, ke Pademangan lagi, yang biasa di lab ya masuk lab lagi," ujarnya.

Dia pun menyebut tidak ada perlakuan khusus untuk para pegawai Kemenkes. Kalau mereka mudah terpapar, menurutnya, itu karena risiko pekerjaan yang tinggi.

"Nggak adalah, virus kan nggak tahu itu pegawai Kementerian Kesehatan, itu pegawai kementerian lain, wong virus buta huruf, kok. Tidak ada perlakuan khusus, semuanya sama. Kalau memang terpapar, itu karena risiko pekerjaannya. Begitu," imbuhnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap data sejumlah klaster Corona di kantor kementerian dan lembaga instansi pemerintah. Hasilnya, Kementerian Kesehatan RI memiliki jumlah kasus Corona tertinggi.

Dihimpun dari situs corona.jakarta.go.id, di Kementerian Kesehatan tercatat ada 139 kasus positif Corona. Angka ini terpaut cukup jauh dengan peringkat kedua, yakni Kementerian Perhubungan, dengan 90 kasus.

Klaster tertinggi berikutnya adalah Badan Litbangkes Kemenkes, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Hukum dan HAM. Masing-masing terdata memiliki 49 kasus, 42 kasus, dan 35 kasus.