Prediksi Corona Meleset, Pigai: Jokowi Benar The Real Presiden?

Jakarta, law-justice.co - Pegiat HAM yang juga merupakan tokoh asal Papua, Natalius Pigai kembali melontarkan kritikan tajam terhadap Presiden Jokowi.

Kali ini dia menyoroti soal melesetnya prediksi Jokowi soal penanganan Pandemi Virus Corona di Indonesia.

Baca juga : Hajar Inggris 5-0, Tim Thomas Indonesia Berada di Puncak Klasemen

Prediksi puncak penyebaran virus corona baru (Covid-19) di dalam negeri mulanya diperkirakan terjadi pada bulan Mei hingga melandai di bulan Juli oleh Presiden Joko Widodo.

Namun dalam rapat terbatas (Ratas) pada Senin kemarin (13/7), Jokowi "mengkoreksi" prediksi puncak corona tersebut, dan bakal terjadi di bulan Agustus-September.

Baca juga : Diberi Karpet Merah, Prabowo-Gibran Hadiri Acara Halal Bihalal PBNU

Prediksinya tersebut didasarkan kepada perkembangan data jumlah kasus positif corona kemarin, yang totalnya sudah 76.981 kasus.

"April Jokowi Prediksi bulan Mei tapi gagal dan prediksi lagi Juni, lagi-lagi prediksi Agustus- September," cuit Natalius Pigai.

Baca juga : Terkait Narkoba, Aktor Rio Reifan Kembali Ditangkap Polisi

Melihat hal itu, mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ini juga menyampaikan dalam postingannya yang sama, terkait keragauannya terhadap kedudukan Jokowi sebagai Presiden RI.

Jokowi benar punya prestasi politik sebagai Presiden. Tapi saya masih meragukan Jokowi memiliki reputasi sebagai the real Presiden," ungkapnya.

"Prediksi saja sudah tidak kredibel?" tegas Natalius Pigai mengakhiri cuitannya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memprediksi puncak kasus virus corona (covid-19) di Indonesia terjadi pada Agustus hingga September mendatang. Perkiraan tersebut mengacu pada jumlah kumulatif kasus positif covid-19 yang saat ini terus melonjak.

"Kalau melihat angka-angka memang perkiraan puncaknya Agustus-September, perkiraan terakhir yang saya terima," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan media, Senin (13/7) kemarin.

Berdasarkan data Senin 13 Juli 2020, jumlah kasus positif covid-19 mencapai 76.981 dengan Jawa Timur sebagai provinsi tertinggi. Dari jumlah tersebut, 36.689 di antaranya sembuh dan 3.656 meninggal dunia.

Jokowi mengatakan, prediksi puncak covid-19 bisa berubah jika gagal dikendalikan. Untuk itu, ia mendorong para menteri untuk bekerja lebih keras.

"Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ucap mantan Wali Koto Solo.

Ia menepis teguran yang disampaikan kepada para menteri dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu sebagai ungkapan kemarahan. Menurutnya, teguran itu adalah motivasi agar para menteri bekerja lebih keras.

"Saya minta para menteri untuk bekerja keras. Tapi kalau mintanya dengan nada yang berbeda ya untuk memotivasi para menteri kerja lebih keras lagi. Bukan marah, memotivasi agar lebih keras lagi kerjanya," katanya.

Puncak kasus covid-19 di Indonesia sebelumnya diprediksi Badan Intelijen Negara (BIN) terjadi akhir Juni hingga Juli. Pada akhir Juli nanti kasusnya diprediksi mencapai 100 ribu.